BAB
II
SATURNUS
A. Pengertian
Saturnus
Saturnus adalah
sebuah planet di tata surya yang dikenal juga sebagai planet bercincin, dan
merupakan planet terbesar kedua di tata surya setelah Jupiter.Jarak Saturnus
sangat jauh dari Matahari, karena itulah Saturnus tampak tidak terlalu jelas
dari Bumi. Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi,
Saturnus dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi,
Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 40 menit
24 detik.
Saturnus merupakan planet
terbesar kedua setelah Jupiter dengan diameter 10 kali diameter
bumi.Keistimewaan planet ini, yaitu cincin yang mengelilinginya.Cincin ini
diperkirakan terdiri atas debu halus, kerikil dan butir-butir es.Cincin
saturnus sangat tipis tebalnya sekitar 10 – 1000 m dan lebarnya sekitar 275.000
km. Saturnus memiliki 22 satelit.Satelit yang terbesar adalah Titan.
B. Ciri-ciri saturnus
Berikut
ini ciri-ciri umum dari Planet Saturnus :
NO
|
JENIS
|
HASIL
|
1
|
Nama Planet
|
Saturnus
|
2
|
Kala Rotasi
|
10 Jam 14 menit
|
3
|
Kala Revolusi
|
29,46 Tahun
|
4
|
Atmosfer
|
Hidrogen, Helium,
Metana, Air, Etana, dsb
|
5
|
Satelit Alam
|
(56) di antaranya
Dione, Rhea, Titan
|
6
|
Jarak Di Matahari
|
1,4 milyar km
lebih
|
7
|
Diameter Planet
|
60.268 km
|
8
|
Warna Planet
|
Kuning keputihan
|
C. Bentuk
fisik planet Saturnus
·
Memiliki bentuk yang
diratakan di kutub dan dibengkakkan keluar di sekitar khatulistiwa yang disebabkan oleh rotasinya yang sangat cepat, merotasi
setiap 10 jam 14 menit waktu Bumi .
·
Diameter khatulistiwa
Saturnus sebesar 120.536 km (74.867 mil), dimana diameter
dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sebesar 108.728 km (67.535 mil)
·
Saturnus adalah satu-satunya
planet di Tata Surya yang berat jenisnya lebih sedikit daripada air. Walaupun inti Saturnus memilki massa
jenis lebih besar daripada air .
·
Memilki atmosfer yang mengandung
gas, sehingga massa jenis relatife planet
Saturnus sebesar 0.69 g/cm³ (lebih sedikit daripada air).
·
Jika Saturnus di letakkan di atas
kolam yang penuh air akan mengapung
D. Komposisi
Saturnus
Bagian
luar atmoefer Saturnus terbuat dari 96.7%
hydrogen, 3% helium, 0.2% metana dan
0.02% amonia. Pada atmosfer Saturnus juga terdapat sedikit kandungan asetilena,
etana dan fosfin.
E. Awan Saturnus
Ø Awan
terendah Saturnus dibuat oleh air es dan dengan ketebalan sekitar 10 kilometer.
Ø Merotasi
dengan kecepatan yang berbeda-beda bergantung dari posisi lintangnya.
Ø Awan
Saturnus lebih redup dan lebar di khatulistiwa.
Ø Temperatur
Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250 K (-hidrogensulfida, simbol kimia: NH4HS)
dan di atas awan tersebut terdapat awan es amonia dengan ketebalan 80
kilometer. Bagian teratas dibuat dari gas hidrogen dan helium, dimana tebalnya
sekitar 200 dan 270 kilometer.
Ø Bagian
teratas dibuat dari gas hidrogen dan helium, dimana tebalnya sekitar 200 dan
270 kilometer.
Ø Temperatur
di awan bagian atas Saturnus sangat rendah, yaitu sebesar 98 K (-283 °F,
-175 °C).
Ø Temperatur
di awan bagian dalam Saturnus lebih besar daripada yang diluar karena panas
yang diproduksi di bagian dalam Saturnus.
Ø
Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin
terkencang di Tata Surya, mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/h, 1.118 mph),
yang jauh lebih cepat daripada angin yang ada di Bumi.
Ø Atmosfer
Saturnus juga terdapat awan berbentuk lonjong. Titik lonjong ini adalah badai
besar, mirip dengan angin taufan yang ada di Bumi.
Ø
Pada tahun 1990, Teleskop Hubble
mendeteksi awan putih didekat khatulistiwa Saturnus. Badai seperti tahun 1990
diketahui dengan namaBintik Putih Raksasa, badai unik Saturnus yang
hanya ada dalam waktu yang pendek dan muncul setiap 30 tahun waktu Bumi. Bintik
Putih Raksasa juga ditemukan tahun 1876, 1903, 1933 dan tahun 1960. Jika
lingkaran konstan ini berlanjut, diprediksi bahwa pada tahun 2020 bintik putih
besar akan terbentuk kembali.
F. Inti Planet
Planet Saturnus memiliki inti planet dipusatnya dan sangat panas dan inti planet
ini meradiasi sekitar 21/2
kali lebih panas daripada jumlah energi yang diterima Saturnus dari Matahari.
Temperaturnya mencapai 15.000 K (26.540 °F, 14.730 °C).Inti Planet Saturnus sama besarnya dengan Bumi, namun masa jenisnya lebih besar. Inti planet
Saturnus dengan berat masa sekitar 9
sampai 22 kali dari massa inti Bumi.
G. Medan Gaya
Saturnus memilki medan
gaya alami yang lebih lemah dari Yupiter. Medan gaya Saturnus unik
karena porosnya simetrikal, tidak
seperti planet lainnya. Saturnus menghasilkan
gelombang radio, namun terlalu lemah untuk dideteksi dari Bumi.
H. Rotasi
dan orbit
Saturnus memiliki periode rotasi selama 10 jam 40
menit 24 detik waktu Bumi. Jarak antara Matahari dan Saturnus lebih dari 1.4
milyar km, sekitar 9 kali jarak antara Bumi dan Matahari. Periode orbit
Saturnus adalah dimana 29,46 tahun Bumi untuk Saturnus mengorbit Matahari. Periode
rotasi Saturnus tergantung dengan kecepatan rotasi gelombang radio yang
dikeluarkan oleh Saturnus.Pesawat angkasa Cassini-Huygens menemukan bahwa emisi
radio melambat dan periode rotasi Saturnus meningkat. Tidak diketahui hal apa
yang menyebabkan gelombang radio melambat.
I.
Cincin Saturnus
Sejarah
Cincin Saturnus dijadikan salah satu obyek yang paling menakjubkan dalam sistem tata surya. Pada tahun 1610 Galileo Galilei pertama kali melihat cincin Saturnus dengan teleskopnya namun tidak dapat
memastikan karena "Saturnus tidak sendirian, tetapi terdiri dari tiga yang
hampir bersentuhan dan tidak bergerak. Cincin itu tersusun dalam garis sejajar
dengan zodiak di tengah (Saturnus)
adalah tiga kali besar yang lurus (penjuru cincin)". Galileo Galilei juga mengira bahwa Saturnus memiliki
"telinga." Pada tahun 1612 sudut cincin menghadap tepat pada bumi dan
cincin tersebut akhirnya hilang.Pada tahun 1613 cincin itu muncul kembali, yang
membuat Galileo bingung.
Pada tahun 1675 Giovanni Domenico Cassini menentukan bahwa cincin
Saturnus sebenarnya terdiri dari berbagai cincin yang lebih kecil dengan ruang
antara mereka, bagian terbesar dinamakan Divisi Cassini.
Pada tahun 1859, James Clerk Maxwell menunjukan
bahwa cincin tersebut tidak padat, namun terbuat dari partikel-partikel kecil,
yang mengorbit Saturnus sendiri-sendiri dan jika tidak, cincin itu akan tidak
stabil atau terpisah. James Keeler mempelajari cincin itu menggunakan
spektrometer tahun 1895 yang membuktikan bahwa teori Maxwell benar.
Fisik Cincin
-
Dapat dilihat
menggunakan teleskop modern berkekuatan
sederhana atau dengan teropong berkuatan
tinggi
-
Cincin menjulur 6.630 km hingga 120.700
km atas khatulistiwa Saturnus yang terdiri
daripada bebatuan silikon dioksida, oksida besi dan partikekl es batu.
-
Teori mengenai asal
cicin Saturnus :
·
Edouard Roche pada abad
ke-19
bahwa cincin tersebut merupakan bekas satelit Saturnus
yang orbitnya datang cukup dekat dengan Saturnus sehingga pecah akibat kekuatan
pasang surut. Variasi teori ini adalah satelit tersebut pecah akibat hantaman
dari komet atau asteroid.
·
Teori kedua adalah cincin
tersebut bukanlah dari satelit Saturnus, tetapi ditinggalkan dari nebula asal
yang membentuk Saturnus. Teori ini tidak diterima masa kini disebabkan cincin
Saturnus dianggap tidak stabil melewati periode selama jutaan tahun dan dengan
itu dianggap baru terbentuk.
-
Jari-jari di cincin
Saturnus difoto oleh pesawat angkasa Voyager 2 menenukan bentuk seperti ikan pari
yang disebut jari-jari yang terlihat saat gelap ketika disinari sinar
Matahari dan terlihat terang ketika ada
dalam sisi yang sangat kecil sekali naik
keatas cincin. Debu itu merotasi dalam waktu yang sama dengan
magnetosfer planet tersebut dan diperkirakan bahwa debu itu memiliki koneksi
dengan elektromagnetisme.
Cassini menemukan jari-jari tersebut 25 tahun
kemudian. Jari-jari tersebut muncul dalam fenomena musiman, menghilang selama
titik balik Matahari
J.
Satelit Alami
Titan merupakan salah satu satelit alami milik Saturnus. Titan adalah satelit
terbesar, lebih besar dari planet Merkurius dan satu-satunya satelit di
atmosfer yang memiliki atmosfer tebal.
Saturnus memiliki 59 satelit alami, 48 di antaranya memiliki nama. Banyak
satelit Saturnus yang sangat kecil, dimana 33 dari 50 satelit memiliki diameter
lebih kecil dari 10 kilometer dan 13 satelit lainnya memiliki diameter lebih
kecil dari 50 km. Tujuh satelit lainnya cukup besar, satelit tersebut adalah Titan, Rhea, Iapetus,
Dione, Tethys, Enceladus dan Mimas. Hyperion dan Phoebe adalah satelit terbesar
lainnya, dengan diameter lebih besar dari 200 km.
K.
Fenomena Aneh di Saturnus
Fenomena unik yang
seringkali terjadi pada langit malam yang gelap tiba-tiba menjadi terang
benderang di belahan bumi utara terutama di Alaska dianggap sebagian orang
sebagai peristiwa yang mengandung unsur-unsur kepercayaan kuno.Fenomena ini
biasa dikenal dengan ‘Aurora’.Aurora biasanya muncul dengan warna hijau, merah,
biru atau lembayung.
Fenomena aurora dapat dijelaskan menurut hokum fisika. Fenomena ini merupakan peristiwa yang umum
terjadi di bumi dan planet-panet lainnya
khususnya di daerah kutub yang merupakan daerah dengan medan magnet yang kuat.
Pengertian Aurora
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetic yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari ( angin matahari).
Penyebab terjadinya
Aurora
-
Atom-atom dan
molekul yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama
electron dan proton yang berasal dari matahari.
-
Partikel-partikel
tersebut terlempar dari matahari dengan
kecepatan lebih dari 500 mil per detik
dan terhjisap medan magnet bumi di sekitar kutub utara dan selatan.
-
Warna-warna yang
dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molukel tau atom yang berbeda,
missal aurora hijau terbentuk oleh
benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen dan aurora merah terjadi
akibat benturan antara partikel elektron
dan atom oksigen .
-
Angin matahari merupakan bagian penting dari
mekanisme aurora yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari matahari dimana
menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer.
-
Energi
ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan
bertabrakkan dengan berbagai gas.
-
Hasilnya
adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak.
-
Tekanan
listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih tinggi,
sehingga mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi
tumbukkan antara partikel-partikel dan
gas-gas.
-
Mekanisme
ini hampir sama dengan nyla lampu berpendar atau neon.
Macam-macam Fenomena
Aurora
-
Fenomena
Aurora yang Terjadi di Kutub Planet Mars dan Saturnus.
Kemunculan
aurora-aurora di Mars sepanjang tahun berhasil direkam wahana Mars Express
milik badan antariksa Eropa yang kini mengorbit planet tersebut.Tim peneliti
dari Perancis berhasil mengamati sembilan aurora di atmosfer Mars dan
menyusunnya dalam satu peta.Cahaya-cahaya tersebut tampak dengan warna antara
hijau hingga ungu. Seperti halnya aurora yang terbentuk di atmosfer Bumi, cahaya
tersebut pada dasarnya ultraviolet yang
terbentuk saat partikel-partikel bermuatan listrk dari Matahari bereaksi karena
pengaruh medan magnet planet tersebut.
Aurora
pun terlihat di Planet Saturnus. Wahana
ruang angkasa Cassini berhasil merekam fenomena yang langka tersebut saat
melintas dekat planet raksasa tersebut.Aurora terbentuk saat partikel-partikel
bermuatan listrik yang dipancarkan Matahari menabrak medan magnet. Saat
menembus lapisan atmosfer, perubahan muatannya menghasilkan semburat cahaya berwarna-warni.Cahaya
aurora yang direkam Cassini terjadi di atas salah satu kutub Saturnus.. Namun,
aurora yang terjadi di Saturnus mengejutkan para ilmuwan di badan antariksa AS
(NASA) karena sangat luas.Aurora ini berbeda seperti yang terjadi di Jupiter
atau Bumi. Aurora ini melingkupi wilayah yang sangat luas di sepanjang
kutub.Rekaman inframerah yang dibuat
Cassini menunjukkan aurora tersebut mengalami perubahan yang konstan. Rata-rata
muncul dengan periode selama 45 menit sebelum akhirnya hilang .
-
Fenomena
Aurora yang Terjadi di Kutub Utara
Aurora
terjadi di daerah sekitar kutub Utara
dan kutub Selatan. Daerah kutub memiliki medan
magnetik yang cukup kuat sehingga dapat memunculkan aurora. Aurora yang
terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə
bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani
untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa ia kerap dilihat kemerah-merahan
di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora
borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan
April.Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis
mempunyai sifat-sifat yang serupa.
mempunyai sifat-sifat yang serupa.
Bahaya Aurora
ü
Fenomena
ini dapat mengganggu jaringan telekomunikasi
ü
Pengaruh
proton-proton yang bertumbukkan dengan atom di atmosfer dapat mengganggu
penerimaan radio, televisi dan telegram.Hal ini disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu
oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan
memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke luar angkasa.
Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram.
ü
Partikel
yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa aliran
listrik berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat
menyebabkan kerusakan peralatan listrik.
ü
Gangguan
aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di Amerika Serikat.
Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah mengganggu
seluruh saluran telegraf di New England dan memporak porandakan transaksi
bisnis.
Para ilmuwan percaya bahwa aurora mencerminkan
apa yang terjadi di magnetosfer, yaitu daerah yang partikel bermuatannya
terperangkap oleh medan magnet bumi. Angin matahari menjepit magnetosfer di
dekat bumi di siang hari, dan menyeretnya hingga jutaan kilometer pada malam
hari.Penelitian terkini yang melibatkan Spacelab di pesawat ulang-alik telah
mempelajari pengaruh aurora.Aurora dapat juga dipotret oleh astronot pesawat
ulang alik dan satelit.Satelit dapat memberikan gambaran aurora secara global.
Dengan memotret dari angkasa luar, cahaya matahari yang menyilaukan tidak lagi
menjadi masalah dan aurora dapat
terlihat sama baiknya, baik pada siang maupun malam hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar