ANALISIS HASIL SENSUS PENDUDUK INDONESIA
TAHUN 2010
Sensus
penduduk merupakan perhitungan atau pendataan jumlah penduduk Indonesia yang
dilakukan dalam jangka waktu tertentu (10 tahun). Sensus Penduduk Indonesia 2010 merupakan Sensus Penduduk
keenam yang pernah dilakukan
sejak indonesia merdeka. Tujuan utama dari sensus penduduk adalah menghitung jumlah
penduduk serta mengumpulkan informasi dasar kependudukan dan perumahan
masyarakat indonesia.
Manfaat dari sensus peduduk
ini adalah
memperoleh informasi dasar kependudukan dan perumahan yang diperlukan untuk
bahan evaluasi pembangunan kependudukan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia di masa mendatang. Sensus penduduk tahun 2010 dilaksanakan dalam periode
waktu 1-31 Mei 2010 dengan mencakup 77.126 desa, 6.651 kecamatan, 497
kabupaten/kota di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Petugas yang diterjunkan
kurang lebih 700 ribu orang petugas terlatih. Dibawah ini adalah beberapa
analisis mengenai sensus penduduk tahun 2010 :
1.
Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa,
yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak118.320.256 jiwa
(49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119.321.070jiwa
(50,21 persen).
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat sebanyak 43.053.732 jiwa
yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28.282.915
jiwa (65,69persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817 jiwa (34,31
persen).
Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau
besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah
Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni
oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8
persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk,
Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang
luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk.
Provinsi dengan jumlah penduduk
terbanyak adalah Jawa Barat,diikuti dengan JawaTimur di posisi kedua dan Jawa
Tengah di posisi ketiga. Berikut rinciannya:
1.
JawaBarat : 43.021.826
2.
JawaTimur : 37.476.011
3.
JawaTengah : 32.380.687
4.
Sumatera Utara: 12.985.075
5.
Banten : 10.644.030
Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi
dari yang terendah sebesar 0,41persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar
11,08 persen di Kabupaten Bogor.
2.
Seks
Ratio (JenisKelaminPenduduk)
Seksrasio penduduk menggambarkan rasio antara penduduk menurut
jenis kelamin. Penduduk laki-laki Indonesia sebanyak 119.630.913 jiwa dan perempuan
sebanyak 118.010. 413 jiwa. Seks Ratio Indonesia adalah 101,4 % (101) berarti untuk
setiap 100 perempuan terdapat 101 laki-laki.Angka ini meningkat dari periode sebelumnya
yakni masih di bawah 100 %.
Seks Rasio menurut
provinsi ,ada 7 provinsi yang sex rationya di bawah 100, yaitu Sumatera Barat,
Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Yang terendah
adalah 94 di Provinsi NTB sedangkan tertinggi adalah 113 di Provinsi Papua.
Seks Rasio nasional
pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima
tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 93 sampai dengan 109, danumur 65+
sebesar 81.
3.
LajuPertumbuhanPenduduk
Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010 sebesar 1,49 persen pertahun.
Artinya bahwa setiap tahunnya antara tahun 2000 sampai 2010 jumlah penduduk
Indoneisa bertambah sebesar 1,49 persennya atau sekitar 4-5 juta per
tahun.Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan laju pertumbuhan 10 tahun
sebelumnya (1990-2000) sekitar 1, 44 persen per tahun.
Berdasarkan hasil olah
cepat pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Kota Bogor mencapai
949.066 jiwa. Diantaranya 484.648 laki-laki dan 464.418 perempuan. Penduduk
Kota Bogor yang tersebar di enam kecamatan ini mengalami laju pertumbuhan
selama sepuluh tahun terakhir sebesar 2,39% per tahun.
PertumbuhanpendudukKecamatan
Tanah Sareal mengalami laju pertumbuhan tertinggi disbanding kecamatan lainnya,
yakni mencapai 3,43%. Sensus penduduk 2010 juga menunjukkan penyebaran atau
distribusi penduduk Kota Bogor terbesar adalah kecamatan Bogor Barat, yaitu
berjumlah 210.450 jiwaatau 22,17% dari total penduduk di Kota Bogor.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Papua Djarot Soetanto,Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Provinsi
Papua dalamsepuluhtahunterakhir (2000-2010) rata-rata sebesar 5,55 persen per tahun
atau merupakan angka tertinggi di Indonesia bahkan bias dikatakan tertinggi di
dunia.Padahal LPP secara nasional hanya tercatat 1,49persen. Bisa dikatakan
salahsatu indikatornya adalah, semakin banyaknya penduduk luar Papua yang
datang di bumi Cenderawasih itu.
Djarot Soetanto menambahkan, Kabupaten di
Papua dengan LPP tertinggi adalah Kabupaten Deiyai sebanyak 18.91 persen,
kemudian disuse lKabupatenNduga (14.43 persen)."Sementara Kabupaten
Mamberamo Raya merupakan kabupaten dengan LPP paling lambat di Papua
yaitusebesar 0.02 persen per tahun," terangDjarotSoetanto.
4.
KepadatanPenduduk
Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per
km². Bahkan kepadatan penduduk di
Pulau Jawa menalami lonjakan signifikan dari periode sebelumnya tercatat 937
jiwa per kilometer persegi menjadi 1.055 jiwa per kilometer persegi. Provinsi yang paling tinggi kepadatan
penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km². Provinsi yang paling rendah tingkat
kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km². Di Papua sendiri, Kota Jayapura merupakan daerah terpadat penduduknya yaitu 278 jiwa/km2,
disusul Kabupaten Biak (58 jiwa/km2), dan daerah yang paling jarang penduduknya
adalah Kabupaten Mamberamo Raya dengan kepadatan penduduk 1 jiwa/km2.
Sementara
itu, dengan luas wilayah kota Bogor sekitar 111,73 kilometer persegi yang didiami oleh 949.066
orang ini maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Bogor adalah sebanyak
8.494 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan
penduduknya adalah Kecamatan Bogor Tengah, yakni sebanyak 12.791 orang per
kilometer persegi. Dan yang terendah adalah kecamatan Bogor Selatan, yaitu sebanyak
5.880 orang per kilometer persegi.
5.
RasioKetergantungan
Rasio ketergantungan penduduk (depedency ratio) adalah perbandingan
antara jumlah penduduk berusia 0-14 tahun + 65 tahun keatas dibandingkan dengan
jumlahp enduduk usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk antara provinsi-provinsi
di Indonesia ternyata tidak merata, karena hampir setengah dari 33 provinsi di
Indonesia memiliki rasio ketergantungan penduduk di bawah rata-rata nasional.
Data BPS menyatakan rasio ketergantungan penduduk Indonesia pada 2010
adalah 51,33%. Sekitar 80 juta penduduk usia tidak produktif di Indonesia
bergantung pada sekitar 157 juta penduduk padau siap roduktif (15—64 tahun).
Berdasarkan hasil penelitian mengatakan rasio tersebut telah naik pesat dibandingkan
dengan rasio ketergantungan penduduk sebelum penerapan program Keluarga Berencana
pada 1970 yang sekitar 80%.
Rasio ini adalah satu indicator demografi ekonomi yang jika kian tinggi,
beban yang ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk tidak produktif
kian tinggi. Dan sebaliknya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar