Kamis, 30 Januari 2014

DINAMIKA PENDUDUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN



BAB I
Pendahuluan
A . Latar Belakang
Demografi adalah ilmu yang mempelajari besar jumlah komposisi dan distribusi penduduk melalui komponen geografi. Di dalam komponen geografi, terdapat 3 variabel penting yaitu kelahiran (fertilitas ataupun natalitas), kematian (mortalitas), dan migrasi (mobilitas penduduk). Dari ketiga variable tersebut dapat mengakibatkan perubahan keadaan penduduk baik itu jumlah penduduk,distribusi penduduk ataupun komposisi penduduk,dalam suatu wilayah tertentu dan dalam kurun waktu tertentu yang dapat mempengaruhi struktur penduduk di wilayah tersebut,hal tersebut sering sebut dengan Dinamika Penduduk. Dinamika penduduk dapat di lihat dari berbagai sisi, misalnya dari suatu Negara,provinsi,atau bahkan kabupaten atau kota, semakin kecil wilayah yang di bahas maka akan semakin mudah dan rinci data didapatkan. Seperti yang akan di bahas dalam makalah ini adalah dinamika penduduk kabupaten Bengkulu Selatan.

B . Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca,dan memberikan informasi tentang dinamika penduduk di suatu tempat yang didalamnya membahas tentang kelahiran, kematian, dan mobilitas penduduk di suatu tempat khususnya kabupaten Bengkulu Selatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A . Kelahiran
Kelahiran atau yang biasa disebut dengan natalitas adalah tingkat kelahiran hidup dari seorang wanita selama masa reproduksinya. Maksudnya masa seorang wanita siap untuk melahirkan keturunan.
·         Adapun faktor-faktor yang dapat mendorong angka kelahiran di antaranya sebagai berikut:
a)      kawin usia muda.
b)       adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti.
c)       anak sebagai penentu status social.
d)      punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat.
e)       anak sebagai penerus keturunan.
f)        banyak anak banyak rezeki.
·         Selain faktor pendorong di atas, terdapat pula faktor-faktor penghambat angka kelahiran, di antaranya yaitu:
a)       pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB).
b)       alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan.
c)       wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak.
d)      karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau keguguran ketika melahirkan.
e)       adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.

Jumlah penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah 142.940 jiwa yang terdiri dari 72.078 laki- laki dan 70.862 perempuan. Adapun jumlah penduduk per kecamatan adalah sebagai berikut:
No.
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
1.
Manna
13.102
2.
Bunga Mas
5.804
3.
Kota Manna
26.880
4.
Pasar Manna
17.514
5.
Kedurang
10.275
6.
Kedurang Ilir
7.212
7.
Seginim
15.069
8.
Air Nipis
10.302
9.
Pino
11.262
10.
Ulu Manna
7.217
11.
Pino Raya
18.303


Di bawah ini adalah table jumlah penduduk provinsi Bengkulu berdasarkan kabupaaten/kota,jenis kelamin, sex ratio, luas dan kepadatan penduduknya.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa penduduk kabupaten Bengkulu selatan menempati urutan ke empat dalam jumlah penduduk di provinsi Bengkulu, ini menandakan bahwa tingkat kelahiran di daerah Bengkulu selatan juga relative tinggi bila di bandingkan dengan kota lain di provinsi Bengkulu lainnya.

B . Kematian
Selain kelahiran, hal yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan penduduk adalah kematian atau mortalitas. Kematian adalah waktu ketika seseorang diambil nyawanya oleh sang Pencipta sehingga ia tidak dapat melangsungkan kehidupanya di dunia atau meninggalnya seorang penduduk menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk.
Sama halnya seperti angka kelahiran, angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
·         Faktor-faktor penunjang kematian:
a)      adanya bencana alam dan wabah penyakit.
b)       fasilitas kesehatan yang kurang.
c)       tingkat kesehatan masyarakat yang rendah.
d)      makanan kurang bergizi.
e)       kecelakaan lalu lintas.
f)        adanya peperangan.
·         Faktor-faktor penghambat kematian:
a)      fasilitas kesehatan yang lengkap.
b)       kemajuan pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
c)       larangan agama membunuh orang.
d)      makanan cukup bergizi.
e)       lingkungan yang bersih dan teratur.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi merupakan kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. AKB merupakan indikator yang paling sensitif di antara indikator lainnya. Angka ini mencerminkan tingkat permasalahan kesehatan yang langsung berkaitan dengan kematian bayi, Tingkat kesehatan ibu dan anak, tingkat upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga dan tingkat perkembangan sosial ekonomi keluarga. Di Propinsi Bengkulu terdapat 152 bayi lahir mati dan jumlah kematian bayi sebesar 385. Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup di Propinsi Bengkulu pada Tahun 2007 sebesar 10,45, meningkat dari tahun 2006 yang hanya 6,24. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah kelahiran hidup yang meningkatkan pula resiko kematian bayi serta semakin banyaknya kematian bayi dilaporkan kepada petugas kesehatan.

Table angka kematian bayi di Provinsi Bengkulu tahun 2007.
Capture.PNG
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2007

 Dari table di atas dapat di ketahui Angka Kematian Bayi tertinggi adalah di Kabupaten Kaur yaitu sebesar 19,68 dan terendah di Kabupaten Mukomuko yaitu sebesar 4,47. Sedangkan Angka Kematian Bayi di kabupaten Bengkulu selatan adalah 9,38



2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Jumlah Kematian Balita (12 - 59,9bulan) mencerminkan kondisi serta faktor yang mempengaruhi kesehatan anak, seperti halnya keadaan Profil Kesehatan Propinsi Bengkulu 2007 14 gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Indikator ini mencerminkan tingkat kesejahteraan sosial dari suatu penduduk. Jumlah kematian balita di Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 sebesar 37 balita dari 199.010 jumlah Balita yang ada. Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup di Propinsi Bengkulu Tahun 2007 adalah 1,00.

Table Angka Kematian Balita Propinsi Bengkulu Tahun 2007
Capture2.PNG
 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2007

Angka Kematian Balita tertinggi adalah di Kabupaten Kepahiang yaitu sebesar 1,84 dan terendah di Kabupaten Lebong yaitu sebesar 0,48. Sedangkan pada kabupaten Bengkulu selatan adalah 0,70.

C . Mobilitas Penduduk.
1.      Transmigrasi
Pada bulan Desember 2010 ada penempatan transmigran baru di UPT Tanjung Aur II Kecamatan Pino Raya. Sebagian transmigrasi berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, sisanya merupakan transmigrasi lokal pemilik lahan pertanian yang berada di lokasi UPT.
Berdasarkan Sakernas 2010, sebanyak 74,2 persen penduduk usia 10 tahun keatas adalah angkatan kerja. Diantara yang bekerja, 65,5 persen bekerja di sektor pertanian sedangkan sisanya bekerja disektor non pertanian. Dari penduduk bukan angkatan kerja, 25,8 persen melakukan kegiatan sekolah, sedangkan sisanya mengurus rumah tangga, lainnya dan tanpa aktifitas.
Pencari kerja yang terdaftar di Subdin Tenaga Kerja Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2010 sebanyak 954 orang dengan perincian menurut pendidikan: tamat SD 7 orang, SMP 5 orang, SMU sederajat 367 orang dan Sarjana Muda 219 orang dan Sarjana/ Master sebanyak 356 orang.
2.      Migrasi Risen

Di bawah ini adalah table perpindahan penduduk baik masuk ato keluar (migrasi risen) di provinsi Bengkulu, berdasarkan kabupaten/kota dan jenis kelamin.


Capture3.PNG

Perpindahaan penduduk baik keluar maupun masuk atau migrasi risen tingkat Kabupaten/Kota hasil Sensus Penduduk tahun 2010 tertinggi terjadi di Kota Bengkulu dengan 36,79 persen, disusul  Bengkulu Utara dan Mukomuko masing-masing 12,84 persen dan 12,41 persen, kabupaten Rejang Lebong sebesar 8,74 persen sedangkan empat kabupaten yaitu Bengkulu Selatan, Kaur, Seluma, dan Lebong masing-masing empat persen. Perpindahan penduduk risen menurut karakteristik tempat tinggal menunjukkan perpindahan dari perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan, hal ini diasumsikan bahwa penduduk perdesaan ingin memperoleh tingkat kesejahteraan yang lebih baik diperkotaan yang dirasakan menjanjikan secara ekonomi, sosial, maupun politik dibandingkan di perdesaan.


BAB III

Kesimpulan

ü  Berdasarkan data di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah kelahiran di kabupaten Bengkulu selatan relative tinggi bila dibandingkan dengan daerah lainnya di provinsi Bengkulu, ini dapat terlihat pada jumlah penduduk kabupaten Bengkulu selatan yang menempati urutan ke empat terbanyak di bandingkan kabupaten/kota lainnya.
ü  Tingkat kematian di kabupaten Bengkulu selatan khususnya untuk kematian bayi dan balita,berada pada tingkat kewajaran yaitu 9,38 untuk kematian bayi dan 0.70 untuk kematian balita. Hasil ini tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit karna berapa di tengah-tengah bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bengkulu.
ü  Tingkat mobilitas penduduk, baik itu yang masuk ataupun keluar di kabupaten Bengkulu selatan ini relative rendah, karna hanya 4,89 persen, bila dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain,misalnya saja kota Bengkulu yang mencapai 36,79 persen.


BAB IV

Daftar Pustaka

·         Provinsi Bengkulu Dalam Angka, BPS 2010
·         IPDS Provinsi Bengkulu
·         BPS Kabupaten Bengkulu Selatan
·         Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2008
·         Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar