BAB I
Pendahuluan
A
. Latar Belakang
Demografi adalah ilmu
yang mempelajari besar jumlah komposisi dan distribusi penduduk melalui
komponen geografi. Di dalam komponen geografi, terdapat 3 variabel penting
yaitu kelahiran (fertilitas ataupun natalitas), kematian (mortalitas), dan
migrasi (mobilitas penduduk). Dari ketiga variable tersebut dapat mengakibatkan
perubahan keadaan penduduk baik itu jumlah penduduk,distribusi penduduk ataupun
komposisi penduduk,dalam suatu wilayah tertentu dan dalam kurun waktu tertentu
yang dapat mempengaruhi struktur penduduk di wilayah tersebut,hal tersebut
sering sebut dengan Dinamika Penduduk. Dinamika penduduk dapat di lihat dari
berbagai sisi, misalnya dari suatu Negara,provinsi,atau bahkan kabupaten atau
kota, semakin kecil wilayah yang di bahas maka akan semakin mudah dan rinci
data didapatkan. Seperti yang akan di bahas dalam makalah ini adalah dinamika
penduduk kabupaten Bengkulu Selatan.
B
. Tujuan
Tulisan ini bertujuan
untuk menambah wawasan para pembaca,dan memberikan informasi tentang dinamika
penduduk di suatu tempat yang didalamnya membahas tentang kelahiran, kematian,
dan mobilitas penduduk di suatu tempat khususnya kabupaten Bengkulu Selatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A
. Kelahiran
Kelahiran atau yang biasa disebut
dengan natalitas adalah tingkat kelahiran hidup dari seorang wanita selama masa
reproduksinya. Maksudnya masa seorang wanita siap untuk melahirkan keturunan.
·
Adapun
faktor-faktor yang dapat mendorong angka kelahiran di antaranya sebagai
berikut:
a) kawin usia muda.
b) adanya beberapa anggapan di masyarakat,
seperti.
c) anak sebagai penentu status social.
d) punya banyak anak merasa terpandang di mata
masyarakat.
e) anak sebagai penerus keturunan.
f) banyak anak banyak rezeki.
·
Selain
faktor pendorong di atas, terdapat pula faktor-faktor penghambat angka kelahiran,
di antaranya yaitu:
a) pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB).
b) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda
perkawinan.
c) wanita karier, merasa repot jika mempunyai
anak banyak.
d) karena suatu penyakit tertentu yang diderita
perempuan, seperti kangker rahim, atau keguguran ketika melahirkan.
e) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok
Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan umur minimal kawin seorang laki-laki
19 tahun dan wanita 16 tahun.
Jumlah penduduk Kabupaten Bengkulu
Selatan berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah 142.940 jiwa
yang terdiri dari 72.078 laki- laki dan 70.862 perempuan. Adapun jumlah
penduduk per kecamatan adalah sebagai berikut:
No.
|
Nama
Kecamatan
|
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
|
1.
|
Manna
|
13.102
|
2.
|
Bunga Mas
|
5.804
|
3.
|
Kota Manna
|
26.880
|
4.
|
Pasar
Manna
|
17.514
|
5.
|
Kedurang
|
10.275
|
6.
|
Kedurang
Ilir
|
7.212
|
7.
|
Seginim
|
15.069
|
8.
|
Air Nipis
|
10.302
|
9.
|
Pino
|
11.262
|
10.
|
Ulu Manna
|
7.217
|
11.
|
Pino Raya
|
18.303
|
Di bawah ini adalah
table jumlah penduduk provinsi Bengkulu berdasarkan kabupaaten/kota,jenis
kelamin, sex ratio, luas dan kepadatan penduduknya.
Berdasarkan data di
atas dapat diketahui bahwa penduduk kabupaten Bengkulu selatan menempati urutan
ke empat dalam jumlah penduduk di provinsi Bengkulu, ini menandakan bahwa
tingkat kelahiran di daerah Bengkulu selatan juga relative tinggi bila di
bandingkan dengan kota lain di provinsi Bengkulu lainnya.
B
. Kematian
Selain
kelahiran, hal yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan penduduk adalah
kematian atau mortalitas. Kematian adalah waktu ketika seseorang diambil
nyawanya oleh sang Pencipta sehingga ia tidak dapat melangsungkan kehidupanya
di dunia atau meninggalnya seorang penduduk menyebabkan berkurangnya jumlah
penduduk.
Sama halnya seperti angka kelahiran,
angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
·
Faktor-faktor penunjang kematian:
a)
adanya bencana alam dan wabah penyakit.
b)
fasilitas
kesehatan yang kurang.
c)
tingkat
kesehatan masyarakat yang rendah.
d)
makanan kurang
bergizi.
e)
kecelakaan lalu
lintas.
f)
adanya
peperangan.
·
Faktor-faktor penghambat kematian:
a)
fasilitas kesehatan yang lengkap.
b)
kemajuan
pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
c)
larangan agama
membunuh orang.
d)
makanan cukup
bergizi.
e)
lingkungan yang
bersih dan teratur.
1. Angka
Kematian Bayi (AKB)
Kematian
bayi merupakan kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu
tahun. AKB merupakan indikator yang paling sensitif di antara indikator
lainnya. Angka ini mencerminkan tingkat permasalahan kesehatan yang langsung
berkaitan dengan kematian bayi, Tingkat kesehatan ibu dan anak, tingkat upaya
pelayanan kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga dan tingkat perkembangan
sosial ekonomi keluarga. Di Propinsi Bengkulu terdapat 152 bayi lahir mati dan
jumlah kematian bayi sebesar 385. Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup
di Propinsi Bengkulu pada Tahun 2007 sebesar 10,45, meningkat dari tahun 2006
yang hanya 6,24. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah kelahiran hidup yang
meningkatkan pula resiko kematian bayi serta semakin banyaknya kematian bayi
dilaporkan kepada petugas kesehatan.
Table angka kematian bayi di Provinsi
Bengkulu tahun 2007.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2007
Dari
table di atas dapat di ketahui Angka Kematian Bayi tertinggi adalah di
Kabupaten Kaur yaitu sebesar 19,68 dan terendah di Kabupaten Mukomuko yaitu
sebesar 4,47. Sedangkan Angka Kematian Bayi di kabupaten Bengkulu selatan adalah
9,38
2. Angka
Kematian Balita (AKABA)
Jumlah
Kematian Balita (12 - 59,9bulan) mencerminkan kondisi serta faktor yang
mempengaruhi kesehatan anak, seperti halnya keadaan Profil Kesehatan Propinsi
Bengkulu 2007 14 gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Indikator ini
mencerminkan tingkat kesejahteraan sosial dari suatu penduduk. Jumlah kematian
balita di Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 sebesar 37 balita dari 199.010
jumlah Balita yang ada. Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup di Propinsi
Bengkulu Tahun 2007 adalah 1,00.
Table Angka
Kematian Balita Propinsi Bengkulu Tahun 2007
Sumber : Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2007
Angka
Kematian Balita tertinggi adalah di Kabupaten Kepahiang yaitu sebesar 1,84 dan
terendah di Kabupaten Lebong yaitu sebesar 0,48. Sedangkan pada kabupaten
Bengkulu selatan adalah 0,70.
C . Mobilitas Penduduk.
1. Transmigrasi
Pada bulan Desember 2010 ada penempatan transmigran baru di UPT Tanjung Aur
II Kecamatan Pino Raya. Sebagian transmigrasi berasal dari Provinsi Jawa Tengah
dan Jawa Timur, sisanya merupakan transmigrasi lokal pemilik lahan pertanian
yang berada di lokasi UPT.
Berdasarkan Sakernas 2010, sebanyak 74,2 persen penduduk usia 10 tahun
keatas adalah angkatan kerja. Diantara yang bekerja, 65,5 persen bekerja di
sektor pertanian sedangkan sisanya bekerja disektor non pertanian. Dari
penduduk bukan angkatan kerja, 25,8 persen melakukan kegiatan sekolah,
sedangkan sisanya mengurus rumah tangga, lainnya dan tanpa aktifitas.
Pencari kerja yang terdaftar di Subdin Tenaga Kerja Kabupaten Bengkulu
Selatan tahun 2010 sebanyak 954 orang dengan perincian menurut pendidikan:
tamat SD 7 orang, SMP 5 orang, SMU sederajat 367 orang dan Sarjana Muda 219
orang dan Sarjana/ Master sebanyak 356 orang.
2.
Migrasi Risen
Di
bawah ini adalah table perpindahan penduduk baik masuk ato keluar (migrasi
risen) di provinsi Bengkulu, berdasarkan kabupaten/kota dan jenis kelamin.
Perpindahaan
penduduk baik keluar maupun masuk atau migrasi risen tingkat Kabupaten/Kota hasil
Sensus Penduduk tahun 2010 tertinggi terjadi di Kota Bengkulu dengan 36,79
persen, disusul Bengkulu Utara dan
Mukomuko masing-masing 12,84 persen dan 12,41 persen, kabupaten Rejang Lebong
sebesar 8,74 persen sedangkan empat kabupaten yaitu Bengkulu Selatan, Kaur,
Seluma, dan Lebong masing-masing empat persen. Perpindahan penduduk risen
menurut karakteristik tempat tinggal menunjukkan perpindahan dari perdesaan
lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan, hal ini diasumsikan bahwa penduduk
perdesaan ingin memperoleh tingkat kesejahteraan yang lebih baik diperkotaan
yang dirasakan menjanjikan secara ekonomi, sosial, maupun politik dibandingkan
di perdesaan.
BAB III
Kesimpulan
ü Berdasarkan data
di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah kelahiran di kabupaten Bengkulu selatan
relative tinggi bila dibandingkan dengan daerah lainnya di provinsi Bengkulu,
ini dapat terlihat pada jumlah penduduk kabupaten Bengkulu selatan yang
menempati urutan ke empat terbanyak di bandingkan kabupaten/kota lainnya.
ü Tingkat kematian
di kabupaten Bengkulu selatan khususnya untuk kematian bayi dan balita,berada
pada tingkat kewajaran yaitu 9,38 untuk kematian bayi dan 0.70 untuk kematian
balita. Hasil ini tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit karna berapa
di tengah-tengah bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi
Bengkulu.
ü Tingkat
mobilitas penduduk, baik itu yang masuk ataupun keluar di kabupaten Bengkulu
selatan ini relative rendah, karna hanya 4,89 persen, bila dibandingkan dengan
kabupaten atau kota lain,misalnya saja kota Bengkulu yang mencapai 36,79
persen.
BAB IV
Daftar Pustaka
·
Provinsi
Bengkulu Dalam Angka, BPS 2010
·
BPS
Kabupaten Bengkulu Selatan
·
Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2008
·
Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar