Kamis, 30 Januari 2014

CARA PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI PADA ANAK USIA DINI



CARA PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI PADA ANAK USIA DINI

PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Dalam realita sekarang ini banyak sekali warga Indonesia khususnya para remaja sebagai penerus bangsa yang kurang memperhatikan budi pekerti, itu semua terlihat dari pola perilaku yang mereka lakukan misalnya tidak disiplin, tidak mematuhi orang tua, tawuran,  geng motor, membolos,  narkoba, seks bebas, dan masih banyak lagi perilaku yang menunjukan bahwa mereka melanggar nilai nilai kemanusiaan dan norma norma yang berlaku.  ini sangat ironis, di sisi lain Indonesia sedang mengusakan agar dapat menjadi Negara yang maju, akan tetapi keadaan para anak anak dan remaja sebagai penerus bangsa sekarang ini sangat memprihatinkan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan budi pekerti. Untuk memajukan Negara ini dibutuhkan juga orang-orrang yang sangat berkompeten dibidangnya tapi selain itu, yang paling penting adalah orang yang mempunyai budi pekerti. Karena bila orang hanya mempunyai pengetahuan saja tanpa dibekali oleh budi pekerti yang tinggi juga, semua akan sama saja, karena mereka dapat menyalah gunakan kepintaran dan ilmu pengetahuan yang mereka mliki demi kepentingan pribadi ataupun kelompok mereka, misalnya seperti sekarang ini yang marak akan adanya korupsi dimana-mana.
Pendidikan bertujuan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas otaknya daan terampil dalam melaksanakan tugas, namun juga diharapkan menhgasilkan manusia yang memiliki budi pekerti, bersumber dari hati nurani sehingga menghasilkan warga Negara yang hebat. Oleh karena itu pendidikan tidak semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik tetapi juga ,emtransfer nilai nilai budi pekerti dan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Melalui inilah diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain dan dapat tercemin dalam tindakan dan tingkah laku serta aktualisasi diri, semenjak usia dini hingga kelak dewasa menjadi warga bangsa. Pendidikan atau penanaman budi pekerti ini tidak dapat secara instan dan cepat, ini merupakan suatu proses yang sangat panjang dan berkelanjutan agar nilai-nilai yang terkandung dalam budi pekerti ini dapat meresap dalam benak dan pikiran para peserta didik sehingga nilai-nilai budi pekerti tersebut menjadi karakter yang kuat dalam diri setiap peserta didik.
Dalam usaha mentarsfer nilai-nilai budi pekerti dapat digunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan tumbuh kembang jiwa anak usia dini. Menurut Habibah (Habibah, 2007: 1) dalam sosialisasi pendidikan  budi pekerti  dapat digunakan pendekatan indoktrinasi, klasifikasi nilai, keteladanan, dan perilaku guru. Keempat pendekatan tersebut di atas diharapkan dapat diterapkan sesuai dengan situasi keondisi serta dilakukan secara holistik sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih. Pendekatan di atas juga diharapkan guru mengetahui karakteristik siswa maupun kondisi kelas, dan seorang  guru harus memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan psikologi pendidikan sehingga kelas kondusif untuk pembelajaran budi pekerti (Sri Rumini, 1995: 19-20).  
Budi pekerti pada hakekatnya adalah hasil perbuatan tingkah laku manusia yang baik,luhur,normative bersumber dari hati nurani manusia terdalam. Hasil perbuatan budi pekerti bersifat universal untuk menghormati orang tua, sesamanya yang menghasilkan tingkahlaku untuk membuat kehidupan dalam keluarga, masyarakat menjadi semakin harmonis dan menghargai kehidupan kemanusiaan  bersumber dari moral manusia. Budi Pekerti  lebih menonjolkan hasil olah budi yang diaktualisasikan dalam tingkah laku lahiriah,sedang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Subasito”  yang  lebih menekankan pada  perbuatan lahiriah terhadap orang lebih tua sebagai wujud penghormatan. Jadi budi pekerti semacam aturan normatif tidak tertulis,ada dalam masyarakat dan dipelihara untuk penghormatan terhadap orang tua dan penghargaan terhadap sesama manusia. Sedang moral berasal  dari bahasa latin mores, yang artinya adat istiadat, kebiasaan atau cara hidup. Kata mores mempunyai sinonim  mos, moris, manner mores atau manners, morals.Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib hati nurani yang membimbing tingkahlaku batin dalam hidup. Kata moral  sama dengan istilah etika yang berasal dari bahasa Yunani ethos, yaitu suatu kebiasaan adat istiadat. Secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik dan buruk, yang diterima umum tentang  sikap dan perbuatan. Pada hakekatnya moral adalah ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sedang etika lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan pada suatu profesi (Budi Istanto, 2007; 4). Namun ada  pengertian lain etika mempelajari kebiasaan manusia yang telah disepakati bersama seperti; cara berpakaian, tatakrama. Dengan demikian keduanya mempunyai pengertian yang sama  yaitu kebiasaan yang harus dipatuhi (Hendrowibowo, 2007: 84).
Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia.  Norma moral dipakai sebagai tolok ukur segi kebaikan manusia. Menurut Magnis Suseno yang dikutip Hendrowibowo; moral adalah sikap hati yang terungkap dalam sikap lahiriah. Moralitas terjadi jika seseorang mengambil sikap yang baik, karena ia sadar akan tanggungjawabnya sebagai manusia. Jadi moralitas adalah sikap  dan perbuatan baik sesuai dengan nurani (Hendrowibowo, 2007: 85).
Oleh sebab itu, pendidikan budi pekerti harus dilakukan sejak usia dini agar nilai-nilai kemanusian yang terkandung didalamnya benar-benar menjadi bagian dalam kehidupan seseorang. Pendidikan budi pekerti ini dapat dilakukan di keluarga, disekolah, di lingkungan sekitar dan sebagainya. Pemerintah disini juga diharapkan berperan aktiv dalam peningkatan pendidikan budi pekerti, yaitu dengan memberikan waktu khusus dalam sekolah-sekolah negeri guna menanamkan pendidikan budi pekerti ini. Selain pemerintah, keluarga dan lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh besar dalam pendidikan budi pekerti pada anak usia dini. Dan apabila semua itu dapat bekerja sama dengan baik, pastilah pendidikan budi pekerti dapat berlangsung dengan baik dan dapat berakibat positif bagi bangsa dan Negara Indonesia.

2.      Rumusan masalah

a.      Apa pengertian dan arti dari budi pekerti??
b.      Bagaimana cara yang tepat dalam pembelajaran budi pekerti unduk anak usia dini ?
c.       Apa saja factor yang mendorong dan menghambat dalam pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini?
d.      Apa saja tujuan dilakukannya pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini?


PEMBAHASAN
1.      Pengertian dan definisi dari budi pekerti.

Budi pekerti pada dasarnya adalah hasil perbuatan tingkah laku manusia yang baik, luhur, normative bersumber dari hati nurani manusia terdalam. Hasil perbuatan budi pekerti bersifat universal untuk menghormati orang tua, sesamanya yang menghasilkan tingkahlaku untuk membuat kehidupan dalam keluarga, masyarakat menjadi semakin harmonis dan menghargai kehidupan kemanusiaan bersumber dari moral manusia.Budi Pekerti lebih menonjolkan hasil olah budi yang diaktualisasikan dalam tingkah laku lahiriah,sedan dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Subasito” yang lebih menekankan pada  perbuatan lahiriah terhadap orang lebih tua sebagai wujud penghormatan. Jadi budi pekerti semacam aturan normatif tidak tertulis, ada dalam masyarakat dan dipelihara untuk penghormatan terhadap orang tua dan penghargaan terhadap sesama manusia. Sedang moral berasal dari bahasa latin mores, yang artinya adat istiadat, kebiasaan atau cara hidup. Kata mores mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners, morals.  Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib hati nurani yang membimbing tingkahlaku batin dalam hidup. Kata moral  sama dengan istilah etika yang berasal dari bahasa Yunani ethos, yaitu suatu kebiasaan adat istiadat. Secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik dan buruk, yang diterima umum tentang  sikap dan perbuatan. Pada hakekatnya moral adalah ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sedang etika lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan pada suatu profesi (Budi Istanto, 2007; 4). Namun ada  pengertian lain etika mempelajari kebiasaan manusia yang telah disepakati bersama seperti; cara berpakaian, tatakrama. Dengan demikian keduanya mempunyai pengertian yang sama  yaitu kebiasaan yang harus dipatuhi (Hendrowibowo, 2007: 84). Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia. Norma moral dipakai sebagai tolok ukur segi kebaikan manusia.    Menurut Magnis Suseno yang dikutip Hendrowibowo; moral adalah sikap hati yang terungkap dalam sikap lahiriah. Moralitas terjadi jika seseorang mengambil sikap yang baik, karena ia sadar akan tanggungjawabnya sebagai manusia. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik sesuai dengan nurani (Hendrowibowo, 2007: 85).





2.      Cara pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini.
Pada dasarnya anak seperti kertas putih yang polos, yang tidak berwarna ataupun bergambar apa-apa. Apa yang digoreskan di kertasnitulah yang akan tergambar dan terlukiskan saat anak itu beranjak dewasa. Apa yang diterima anak sejak dini adalah sesuatu yang akan mereka bawa saat mereka menjadi dewasa nantinya, sehingga sangat di harapkan bahwa anak usia dini mendapatkan pembelajaran budi pekerti baik dari kedua orangtuanya, keluarganya, ataupun lingkungan sekolah dan sekitarnya, agar nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung didalamnya dapat tertanam dan tercermin di saat anak itu semakin besar. Dibawah ini adalah beberapa cara pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini di keluarga :
a.       Utamakan pendidikan agama yang kuat.
Pendidikan agama merupakan pondasi yang kuat dalam membentuk karakter yang beriman, melalui agama anak dapat diajarkan tentang hal-hal yang baik dan hal yang buruk, melalui agama pula anak mempunyai pandangan dan nilai – nilai kemanusiaan serta batasan-batasan dalam berperilaku sehingga melalui pendidikan agama yang baik, merupakan langkah awal yang baik dalam pembelajaran budi pekerti.

b.      Pahami sifat dan karakter anak.
Setiap anak mempunyai sifat dan karakter yang bermacam- macam. Ada yang bersifat pemalu, ada yang bersifat percaya diri, ada yang bersifat pendiam dan sebagainya. Sebaiknya dalam melakukan pembelajaran budi pekerti seorang guru ataupun orang tua harus mengetahui terlebih dahulu sifat dan karakter peserta didiknya, dan kemudian mengajarkan dengan metode yangcocok dengan karakter mereka, dan jangan memaksa mereka utuk melakukan sesuatu yang tidak mereka kehendaki karena itu akan membuat mereka tertekan dan tidak dapat menerima pendidikan budi pekerti yag diberikan dengan baik.

c.       Hargai perilaku anak.
Menghargai setiap perilaku,tindakan dan hasil dari anak merupakan salah satu cara pendidikan budi pekerti. Apabila sang anak melakukan kesalahan, jangan langsung memarahinya dan menghukumnya, tetapi ajak dia berbicara dan cari alas an kenapa dia melakukan hal tersebut dan setelah itu baru diberi nasehat serta penalaran bahwa yang dia lakukan itu salah dan tidak baik. Bersikaplah tenang dalam mengajar anak usia dini, karena pada dasarnya semua tindakan yang dilakukan sang anak adalah suatu proses dari dirinya untuk menemukan jati diri atau identitas dirinya.

d.      Ajak anak berkomunikasi dalam berdiskusi.
Komunikasi adalah factor penting dalam semua hal, dari komunikasi kita dapat mengetahui apa yang diinginkan anak dan yang tidak ia inginkan. Ajaklah anak dalam diskusi keluarga, dan hargai semua pendapat=pendapat yang ia sampaikan, dari situlah sang anak mempunyai rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan berdemokrasi. Hal ini dapat dimulai dari hal-hal yang kecil missal berdiskusi masalah makanan, tempat rekreasi, ataupun sekolahnya.

e.       Manfaatkan momen bersama anak.
Memanfaatkan waktu yang dimiliki orang tua semaksimal mungkin saat bersama anak. Walau hanya sebentar dan di waktu santai, sambil nonton tv misalnya,ajaklah berkomunikasi dan berikan nasehat nasehat yang bermanfaat dan membangun dirinya.




f.       Sediakan waktu bersama anak.
Menyediakan waktu khusus bersama anak sangat berguba dalam menumbuhkan kedekatan batin antara orang tua dengan sang anak. Ini dapat bertujuan sang anak menghorrmati dan menghargai orangtuanya. Hal ini dapat dilakukan melalui hal-hal kecil misalnya dalam membangunkan dan mengantarkan sang anak tidur.

g.      Ajarkan anak untuk bersikap disiplin.
Disiplin harus diajarkan sejak dini agar anak terbiasa untuk bersikap disiplin. Hal ini dapat dilakukan dari biasakan gosok gigi, cuci tangan,kai, dan muka sebelum tidur. Bias juga di sertai dengan sanksi atau hukuman apabila sang anak melanggarnya, akan tetapi hukuman yang diberikan tidak begitu berat dan menyakiti hati sang anak.

h.      Berikan contoh tauladan yang baik.
Anak dalam proses pendidikannya selalu meniru apa yang dia lihat, maka oleh sebab itu, sebagai orang tua yang baik hendaknya memberikan contoh yang baik dalam berperilaku dan bertutur kata, karena anak akan melihat dan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya.

i.        Komunikasi yang baik terhadap anak.
Berkomunikasilah denga baik dan lembut terhadap anak. Apabila memberikan perintah kepada anak usahakan untuk sejelas mungkin agar tidak menimbulkan kebinggungan kepada anak.

j.        Tahan emosi dan amarah kepada anak.
Tindakan dan perilaku anak terkadang membuat kesal dan jengkel, sebisa mungkin kendalikan emosi dan amarah di depan anak, jangan sampai sang anak menjadi objek caci makian dan pelampiasan emosi.
3.      Factor pendorong dan penghambat pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini.
Ada beberapa factor yang mendorong dan menghambat dalam proses pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini, factor factor tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu intern dan ekstern, factor intern adalah factor yang berasal dari dalam yaitu bisa berasal dari diri anak sendiri sebagai peserta didik, ataupun dari pendidik, yaitu orangtua dan guru. Beberapa contoh factor intern yang mendorong dalam pendidikan budi pekerti adalah :
·         Pendidik yang dapat mengetahui karakteristik setiap peserta didiknya dengan baik.
·         Metode atau cara yang tepat yang digunakan dalam pendidikan budi pekerti pada anak usia dini.
·         Peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
·         Peserta didik yang bersifat terbuka.
Beberapa contoh Factor intern yang menghambat dalam pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini :
·         Pendidik yang kurang berkompeten.
·         Pendidik tidak mengetahui karakteristik setiap peserta didiknya dengan baik.
·         Pemilhan metode yang kurang tepat ataupun salah.
·         Peserta didik yang bersifat tertutup dan pendiam.
Selain factor intern, ada juga factor ekstern yang dapat mendorong dan menghambat pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini. Factor ekstern adalah factor yang berasal dari luar diri pendidik, ataupun peserta didiknya. Dibawah ini beberapa contoh factor ekstern yang mendorong dalam pembelajaran pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini:
·         Perhatian pemerintah akan pentingya pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini, dengan memberikan waktu khusus di sekolah untuk pelajaran budi pekerti.
·         Pergaulan yang tepat, dalam memilih teman dan kelompok bermaiinya.
·         Kondisi lingkungan seitar yang kondusif dan baik sehingga meningkatkan pembelajaran budi pekerti.
Beberapa contoh factor ekstern yang menghambat pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini:
·         Kurangnya perhatian pemerintah, dengan tidak adanya waktu khusus dalam mengajarkan pendidikan budi pekerti di sekolah.
·         Sedikitnya pendidik atau guru yang berkompeten dalam mengajarkan pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini.
·         Pergaulan yang salah dalam memilih kelompok bermain dan memilih teman.
·         Kondisi lingkungan yang tidak kondusif yang tidak mencerminkan budi pekerti.

4.      Manfaat atau tujuan dilakukan pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini.
Dapat dilihat bersama keadaan Indonesia sekarang ini yang tidak menentu, di jajaran petinggi Negara terjadi korupsi dimana-mana dan tindakan serta perilaku mereka juga tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak kalah dengan para petinggi-petinggi Negara para anak-anak dan remaja juga berperilaku seperti itu dengan bertawuran, mengikuti geng motor yang meresahkan warga, narkoba, seks bebas, dll. Ini menunjukkan betapa bobroknya mental bangsa Indonesia. Sehingga pembangunan apapun yang dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan Indonesia ini akan terasa sia-sia karena mental dari warga negaranya sendiri yang jelek sehingga tidak dapat menjaga dan membangun Negara ini. Satu-satunya cara untuk menangani masalah ini adalah dengan memperbaiki mental rakyat bangsa Indonesia ini. Salah satunya adalah dengan cara pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini. Mengapa anak usia dini? Karena merekalah penerus bangsa, merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa yang akan datang, sehingga harus dipersiapkan mulai dari sekarang agar tidak seperti peminpin-peminpin bangsa yang sekarang ini. Bila ingin memperbaki mental sekarang akan sangat sulit, lebih mudah untuk membentuk mental yang baru yang ada pada anak usia dini dari pada memperbaiki mental orang yang sudah dewasa. Dari pembelajaran pendidikan budi pekerti sejak usia dini ini, nantinya akan terbentuk mental dan jiwa yang kuat dalam diri setiap anak dan rermaja bangsa Indonesia, yang dari itu akan sangat berpengaruh pada banyak aspek. Misalnya sebagai contoh karena mental yang kuat para pelajar Indonesia akan berprestasi dan meningkatkan pengetahuan di Indonesia ini sehingga Indonesia dapat maju karena dapat bersaing dengan Negara-negara maju yang memiliki sumber daya manusia yang cerdas, contoh lain dengan keberhasilan pendidikan budi pekerti pada anak usia dini, akan menciptakan manusia yang mempunyai mental kuat dan berkarakter. Sehingga dapat menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang hebat dan tidak korup seperti sekarang ini. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan Negara Kesatuan Republic Indonesia.




KESIMPULAN
1.      Budi pekerti pada dasarnya adalah hasil perbuatan tingkah laku manusia yang baik, luhur, normative bersumber dari hati nurani manusia terdalam. Oleh sebab itu pendidikan usia dini bertujuan untuk menanamkan perbuatan atau tingkah laku manusia yang baik yang bersumber dari hati nurani manusia.
2.      Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pembelajaran pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini, antara lain dapat melaui keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar.
3.      Factor-fator yang mempengaruhi pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini dapat dikelompokkan menjadi dua. Yang pertama adalah  intern yaitu : aspek  yang berasal dari dalam diri pendidik dan peserta didik itu sendiri, dan ekstern yaitu : aspek yang berasal dari luar diri dari pendidik dan peserta didik.
4.      Kebijakan pemerintah, keadaan keluarga dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam pendidikan budi pekerti untuk usia dini.
5.      Manfaaat dan hasil yang di hasilkan dari pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini sangat banyak. Satu yang pasti dari pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini akan menghasilkan manusia yang berkarakter kuat, mental yang kuat. Sehingga dalam hidupnya ia selalu memegang nilai nilai kemanusiaan, sehingga dalam tingkah lakunya juga akan sangat baik sehingga dapat berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, bangsa dan negaranya.







DAFTAR PUSTAKA

·         Habibah, dkk. 2007.  Metode Pengembangan Moral Anak Pra Sekolah. Yogyakarta: FIP UNY. (makalah)
·         Hendrowibow, l. 2007.  “Pendidikan Moral”, Majalah  Dinamika, FIP, UNY
·         Sri  Rumini, dkk. 1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakata: UNY Press
·         http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Budi Pekerti  Maret 2011  Presentasi.pdf&ei=AH-rUey1LYLxrQfpoYHQDQ&usg=AFQjCNEeG4ki79QaxgGvBL3fqubV46bt1w&bvm=bv.47244034,d.bmk di akses pada tanggal 30 mei 2013














TUGAS PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK
PAPER
CARA PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI PADA ANAK USIA DINI
LOGO-UNS.jpg
Disusun oleh :
JALU TOMMY P
K5412037
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar