CARA PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI PADA
ANAK USIA DINI
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam
realita sekarang ini banyak sekali warga Indonesia khususnya para remaja
sebagai penerus bangsa yang kurang memperhatikan budi pekerti, itu semua
terlihat dari pola perilaku yang mereka lakukan misalnya tidak disiplin, tidak
mematuhi orang tua, tawuran, geng motor,
membolos, narkoba, seks bebas, dan masih
banyak lagi perilaku yang menunjukan bahwa mereka melanggar nilai nilai
kemanusiaan dan norma norma yang berlaku.
ini sangat ironis, di sisi lain Indonesia sedang mengusakan agar dapat
menjadi Negara yang maju, akan tetapi keadaan para anak anak dan remaja sebagai
penerus bangsa sekarang ini sangat memprihatinkan dengan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran akan budi pekerti. Untuk memajukan Negara ini dibutuhkan juga
orang-orrang yang sangat berkompeten dibidangnya tapi selain itu, yang paling
penting adalah orang yang mempunyai budi pekerti. Karena bila orang hanya
mempunyai pengetahuan saja tanpa dibekali oleh budi pekerti yang tinggi juga,
semua akan sama saja, karena mereka dapat menyalah gunakan kepintaran dan ilmu
pengetahuan yang mereka mliki demi kepentingan pribadi ataupun kelompok mereka,
misalnya seperti sekarang ini yang marak akan adanya korupsi dimana-mana.
Pendidikan
bertujuan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas otaknya daan terampil dalam
melaksanakan tugas, namun juga diharapkan menhgasilkan manusia yang memiliki
budi pekerti, bersumber dari hati nurani sehingga menghasilkan warga Negara
yang hebat. Oleh karena itu pendidikan tidak semata-mata mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik tetapi juga ,emtransfer nilai nilai budi
pekerti dan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Melalui inilah
diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain dan dapat
tercemin dalam tindakan dan tingkah laku serta aktualisasi diri, semenjak usia
dini hingga kelak dewasa menjadi warga bangsa. Pendidikan atau penanaman budi
pekerti ini tidak dapat secara instan dan cepat, ini merupakan suatu proses
yang sangat panjang dan berkelanjutan agar nilai-nilai yang terkandung dalam
budi pekerti ini dapat meresap dalam benak dan pikiran para peserta didik
sehingga nilai-nilai budi pekerti tersebut menjadi karakter yang kuat dalam
diri setiap peserta didik.
Dalam
usaha mentarsfer nilai-nilai budi pekerti dapat digunakan pendekatan dan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan tumbuh kembang jiwa anak usia dini.
Menurut Habibah (Habibah, 2007: 1) dalam sosialisasi pendidikan budi pekerti
dapat digunakan pendekatan indoktrinasi, klasifikasi nilai, keteladanan,
dan perilaku guru. Keempat pendekatan tersebut di atas diharapkan dapat
diterapkan sesuai dengan situasi keondisi serta dilakukan secara holistik
sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih. Pendekatan di atas juga diharapkan
guru mengetahui karakteristik siswa maupun kondisi kelas, dan seorang guru harus memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan psikologi pendidikan sehingga kelas kondusif untuk
pembelajaran budi pekerti (Sri Rumini, 1995: 19-20).
Budi
pekerti pada hakekatnya adalah hasil perbuatan tingkah laku manusia yang
baik,luhur,normative bersumber dari hati nurani manusia terdalam. Hasil
perbuatan budi pekerti bersifat universal untuk menghormati orang tua,
sesamanya yang menghasilkan tingkahlaku untuk membuat kehidupan dalam keluarga,
masyarakat menjadi semakin harmonis dan menghargai kehidupan kemanusiaan bersumber dari moral manusia. Budi
Pekerti lebih menonjolkan hasil olah
budi yang diaktualisasikan dalam tingkah laku lahiriah,sedang dalam bahasa Jawa
dikenal dengan istilah “Subasito”
yang lebih menekankan pada perbuatan lahiriah terhadap orang lebih tua sebagai
wujud penghormatan. Jadi budi pekerti semacam aturan normatif tidak tertulis,ada
dalam masyarakat dan dipelihara untuk penghormatan terhadap orang tua dan penghargaan
terhadap sesama manusia. Sedang moral berasal
dari bahasa latin mores, yang artinya adat istiadat, kebiasaan atau cara
hidup. Kata mores mempunyai sinonim mos,
moris, manner mores atau manners, morals.Dalam bahasa Indonesia kata moral
berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib hati nurani
yang membimbing tingkahlaku batin dalam hidup. Kata moral sama dengan istilah etika yang berasal dari
bahasa Yunani ethos, yaitu suatu kebiasaan adat istiadat. Secara etimologis
etika adalah ajaran tentang baik dan buruk, yang diterima umum tentang sikap dan perbuatan. Pada hakekatnya moral
adalah ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sedang etika lebih
dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan pada suatu profesi (Budi Istanto,
2007; 4). Namun ada pengertian lain
etika mempelajari kebiasaan manusia yang telah disepakati bersama seperti; cara
berpakaian, tatakrama. Dengan demikian keduanya mempunyai pengertian yang
sama yaitu kebiasaan yang harus dipatuhi
(Hendrowibowo, 2007: 84).
Moral
selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan
manusia dilihat dari kebaikan manusia.
Norma moral dipakai sebagai tolok ukur segi kebaikan manusia. Menurut
Magnis Suseno yang dikutip Hendrowibowo; moral adalah sikap hati yang terungkap
dalam sikap lahiriah. Moralitas terjadi jika seseorang mengambil sikap yang
baik, karena ia sadar akan tanggungjawabnya sebagai manusia. Jadi moralitas
adalah sikap dan perbuatan baik sesuai
dengan nurani (Hendrowibowo, 2007: 85).
Oleh
sebab itu, pendidikan budi pekerti harus dilakukan sejak usia dini agar
nilai-nilai kemanusian yang terkandung didalamnya benar-benar menjadi bagian
dalam kehidupan seseorang. Pendidikan budi pekerti ini dapat dilakukan di
keluarga, disekolah, di lingkungan sekitar dan sebagainya. Pemerintah disini
juga diharapkan berperan aktiv dalam peningkatan pendidikan budi pekerti, yaitu
dengan memberikan waktu khusus dalam sekolah-sekolah negeri guna menanamkan
pendidikan budi pekerti ini. Selain pemerintah, keluarga dan lingkungan sekitar
juga sangat berpengaruh besar dalam pendidikan budi pekerti pada anak usia
dini. Dan apabila semua itu dapat bekerja sama dengan baik, pastilah pendidikan
budi pekerti dapat berlangsung dengan baik dan dapat berakibat positif bagi
bangsa dan Negara Indonesia.
2. Rumusan masalah
a. Apa
pengertian dan arti dari budi pekerti??
b.
Bagaimana cara yang tepat dalam
pembelajaran budi pekerti unduk anak usia dini ?
c.
Apa saja factor yang mendorong dan
menghambat dalam pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini?
d.
Apa saja tujuan dilakukannya
pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini?
PEMBAHASAN
1. Pengertian dan definisi dari budi
pekerti.
Budi
pekerti pada dasarnya adalah hasil perbuatan tingkah laku manusia yang baik,
luhur, normative bersumber dari hati nurani manusia terdalam. Hasil perbuatan
budi pekerti bersifat universal untuk menghormati orang tua, sesamanya yang
menghasilkan tingkahlaku untuk membuat kehidupan dalam keluarga, masyarakat
menjadi semakin harmonis dan menghargai kehidupan kemanusiaan bersumber dari
moral manusia.Budi Pekerti lebih menonjolkan hasil olah budi yang
diaktualisasikan dalam tingkah laku lahiriah,sedan dalam bahasa Jawa dikenal
dengan istilah “Subasito” yang lebih menekankan pada perbuatan lahiriah terhadap orang lebih tua sebagai
wujud penghormatan. Jadi budi pekerti semacam aturan normatif tidak tertulis,
ada dalam masyarakat dan dipelihara untuk penghormatan terhadap orang tua dan
penghargaan terhadap sesama manusia. Sedang moral berasal dari bahasa latin mores,
yang artinya adat istiadat, kebiasaan atau cara hidup. Kata mores mempunyai
sinonim mos, moris, manner mores atau manners, morals. Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti
akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib hati nurani yang
membimbing tingkahlaku batin dalam hidup. Kata moral sama dengan istilah etika yang berasal dari
bahasa Yunani ethos, yaitu suatu kebiasaan adat istiadat. Secara etimologis
etika adalah ajaran tentang baik dan buruk, yang diterima umum tentang sikap dan perbuatan. Pada hakekatnya moral
adalah ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sedang etika lebih
dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan pada suatu profesi (Budi
Istanto, 2007; 4). Namun ada pengertian
lain etika mempelajari kebiasaan manusia yang telah disepakati bersama seperti;
cara berpakaian, tatakrama. Dengan demikian keduanya mempunyai pengertian yang
sama yaitu kebiasaan yang harus dipatuhi
(Hendrowibowo, 2007: 84). Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia,
sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia.
Norma moral dipakai sebagai tolok ukur segi kebaikan manusia. Menurut Magnis Suseno yang dikutip
Hendrowibowo; moral adalah sikap hati yang terungkap dalam sikap lahiriah. Moralitas
terjadi jika seseorang mengambil sikap yang baik, karena ia sadar akan
tanggungjawabnya sebagai manusia. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan
baik sesuai dengan nurani (Hendrowibowo, 2007: 85).
2. Cara pembelajaran budi pekerti
untuk anak usia dini.
Pada
dasarnya anak seperti kertas putih yang polos, yang tidak berwarna ataupun
bergambar apa-apa. Apa yang digoreskan di kertasnitulah yang akan tergambar dan
terlukiskan saat anak itu beranjak dewasa. Apa yang diterima anak sejak dini
adalah sesuatu yang akan mereka bawa saat mereka menjadi dewasa nantinya,
sehingga sangat di harapkan bahwa anak usia dini mendapatkan pembelajaran budi
pekerti baik dari kedua orangtuanya, keluarganya, ataupun lingkungan sekolah
dan sekitarnya, agar nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung didalamnya dapat
tertanam dan tercermin di saat anak itu semakin besar. Dibawah ini adalah
beberapa cara pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini di keluarga :
a.
Utamakan pendidikan agama yang kuat.
Pendidikan
agama merupakan pondasi yang kuat dalam membentuk karakter yang beriman,
melalui agama anak dapat diajarkan tentang hal-hal yang baik dan hal yang
buruk, melalui agama pula anak mempunyai pandangan dan nilai – nilai
kemanusiaan serta batasan-batasan dalam berperilaku sehingga melalui pendidikan
agama yang baik, merupakan langkah awal yang baik dalam pembelajaran budi
pekerti.
b.
Pahami sifat dan karakter anak.
Setiap
anak mempunyai sifat dan karakter yang bermacam- macam. Ada yang bersifat
pemalu, ada yang bersifat percaya diri, ada yang bersifat pendiam dan
sebagainya. Sebaiknya dalam melakukan pembelajaran budi pekerti seorang guru
ataupun orang tua harus mengetahui terlebih dahulu sifat dan karakter peserta
didiknya, dan kemudian mengajarkan dengan metode yangcocok dengan karakter mereka,
dan jangan memaksa mereka utuk melakukan sesuatu yang tidak mereka kehendaki
karena itu akan membuat mereka tertekan dan tidak dapat menerima pendidikan
budi pekerti yag diberikan dengan baik.
c.
Hargai perilaku anak.
Menghargai
setiap perilaku,tindakan dan hasil dari anak merupakan salah satu cara
pendidikan budi pekerti. Apabila sang anak melakukan kesalahan, jangan langsung
memarahinya dan menghukumnya, tetapi ajak dia berbicara dan cari alas an kenapa
dia melakukan hal tersebut dan setelah itu baru diberi nasehat serta penalaran
bahwa yang dia lakukan itu salah dan tidak baik. Bersikaplah tenang dalam
mengajar anak usia dini, karena pada dasarnya semua tindakan yang dilakukan
sang anak adalah suatu proses dari dirinya untuk menemukan jati diri atau identitas
dirinya.
d.
Ajak anak berkomunikasi dalam
berdiskusi.
Komunikasi
adalah factor penting dalam semua hal, dari komunikasi kita dapat mengetahui
apa yang diinginkan anak dan yang tidak ia inginkan. Ajaklah anak dalam diskusi
keluarga, dan hargai semua pendapat=pendapat yang ia sampaikan, dari situlah
sang anak mempunyai rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan
berdemokrasi. Hal ini dapat dimulai dari hal-hal yang kecil missal berdiskusi
masalah makanan, tempat rekreasi, ataupun sekolahnya.
e.
Manfaatkan momen bersama anak.
Memanfaatkan
waktu yang dimiliki orang tua semaksimal mungkin saat bersama anak. Walau hanya
sebentar dan di waktu santai, sambil nonton tv misalnya,ajaklah berkomunikasi
dan berikan nasehat nasehat yang bermanfaat dan membangun dirinya.
f.
Sediakan waktu bersama anak.
Menyediakan
waktu khusus bersama anak sangat berguba dalam menumbuhkan kedekatan batin
antara orang tua dengan sang anak. Ini dapat bertujuan sang anak menghorrmati
dan menghargai orangtuanya. Hal ini dapat dilakukan melalui hal-hal kecil
misalnya dalam membangunkan dan mengantarkan sang anak tidur.
g.
Ajarkan anak untuk bersikap disiplin.
Disiplin
harus diajarkan sejak dini agar anak terbiasa untuk bersikap disiplin. Hal ini
dapat dilakukan dari biasakan gosok gigi, cuci tangan,kai, dan muka sebelum
tidur. Bias juga di sertai dengan sanksi atau hukuman apabila sang anak
melanggarnya, akan tetapi hukuman yang diberikan tidak begitu berat dan
menyakiti hati sang anak.
h.
Berikan contoh tauladan yang baik.
Anak
dalam proses pendidikannya selalu meniru apa yang dia lihat, maka oleh sebab
itu, sebagai orang tua yang baik hendaknya memberikan contoh yang baik dalam
berperilaku dan bertutur kata, karena anak akan melihat dan meniru apa yang
dilakukan oleh orangtuanya.
i.
Komunikasi yang baik terhadap anak.
Berkomunikasilah
denga baik dan lembut terhadap anak. Apabila memberikan perintah kepada anak
usahakan untuk sejelas mungkin agar tidak menimbulkan kebinggungan kepada anak.
j.
Tahan emosi dan amarah kepada anak.
Tindakan
dan perilaku anak terkadang membuat kesal dan jengkel, sebisa mungkin
kendalikan emosi dan amarah di depan anak, jangan sampai sang anak menjadi
objek caci makian dan pelampiasan emosi.
3. Factor pendorong dan penghambat
pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini.
Ada
beberapa factor yang mendorong dan menghambat dalam proses pembelajaran budi
pekerti untuk anak usia dini, factor factor tersebut dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu intern dan ekstern, factor intern adalah factor yang berasal dari
dalam yaitu bisa berasal dari diri anak sendiri sebagai peserta didik, ataupun
dari pendidik, yaitu orangtua dan guru. Beberapa contoh factor intern yang
mendorong dalam pendidikan budi pekerti adalah :
·
Pendidik yang dapat mengetahui
karakteristik setiap peserta didiknya dengan baik.
·
Metode atau cara yang tepat yang
digunakan dalam pendidikan budi pekerti pada anak usia dini.
·
Peserta didik yang memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi.
·
Peserta didik yang bersifat terbuka.
Beberapa
contoh Factor intern yang menghambat dalam pendidikan budi pekerti untuk anak
usia dini :
·
Pendidik yang kurang berkompeten.
·
Pendidik tidak mengetahui karakteristik
setiap peserta didiknya dengan baik.
·
Pemilhan metode yang kurang tepat
ataupun salah.
·
Peserta didik yang bersifat tertutup dan
pendiam.
Selain
factor intern, ada juga factor ekstern yang dapat mendorong dan menghambat
pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini. Factor ekstern adalah factor yang
berasal dari luar diri pendidik, ataupun peserta didiknya. Dibawah ini beberapa
contoh factor ekstern yang mendorong dalam pembelajaran pendidikan budi pekerti
untuk anak usia dini:
·
Perhatian pemerintah akan pentingya
pembelajaran budi pekerti untuk anak usia dini, dengan memberikan waktu khusus
di sekolah untuk pelajaran budi pekerti.
·
Pergaulan yang tepat, dalam memilih
teman dan kelompok bermaiinya.
·
Kondisi lingkungan seitar yang kondusif
dan baik sehingga meningkatkan pembelajaran budi pekerti.
Beberapa
contoh factor ekstern yang menghambat pembelajaran budi pekerti untuk anak usia
dini:
·
Kurangnya perhatian pemerintah, dengan
tidak adanya waktu khusus dalam mengajarkan pendidikan budi pekerti di sekolah.
·
Sedikitnya pendidik atau guru yang
berkompeten dalam mengajarkan pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini.
·
Pergaulan yang salah dalam memilih
kelompok bermain dan memilih teman.
·
Kondisi lingkungan yang tidak kondusif
yang tidak mencerminkan budi pekerti.
4. Manfaat atau tujuan dilakukan
pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini.
Dapat
dilihat bersama keadaan Indonesia sekarang ini yang tidak menentu, di jajaran
petinggi Negara terjadi korupsi dimana-mana dan tindakan serta perilaku mereka
juga tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak kalah dengan para
petinggi-petinggi Negara para anak-anak dan remaja juga berperilaku seperti itu
dengan bertawuran, mengikuti geng motor yang meresahkan warga, narkoba, seks
bebas, dll. Ini menunjukkan betapa bobroknya mental bangsa Indonesia. Sehingga
pembangunan apapun yang dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan Indonesia ini
akan terasa sia-sia karena mental dari warga negaranya sendiri yang jelek
sehingga tidak dapat menjaga dan membangun Negara ini. Satu-satunya cara untuk
menangani masalah ini adalah dengan memperbaiki mental rakyat bangsa Indonesia
ini. Salah satunya adalah dengan cara pendidikan budi pekerti untuk anak usia
dini. Mengapa anak usia dini? Karena merekalah penerus bangsa, merekalah yang
akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa yang akan datang, sehingga harus
dipersiapkan mulai dari sekarang agar tidak seperti peminpin-peminpin bangsa
yang sekarang ini. Bila ingin memperbaki mental sekarang akan sangat sulit,
lebih mudah untuk membentuk mental yang baru yang ada pada anak usia dini dari
pada memperbaiki mental orang yang sudah dewasa. Dari pembelajaran pendidikan
budi pekerti sejak usia dini ini, nantinya akan terbentuk mental dan jiwa yang
kuat dalam diri setiap anak dan rermaja bangsa Indonesia, yang dari itu akan
sangat berpengaruh pada banyak aspek. Misalnya sebagai contoh karena mental
yang kuat para pelajar Indonesia akan berprestasi dan meningkatkan pengetahuan
di Indonesia ini sehingga Indonesia dapat maju karena dapat bersaing dengan
Negara-negara maju yang memiliki sumber daya manusia yang cerdas, contoh lain
dengan keberhasilan pendidikan budi pekerti pada anak usia dini, akan
menciptakan manusia yang mempunyai mental kuat dan berkarakter. Sehingga dapat
menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang hebat dan tidak korup seperti sekarang
ini. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan Negara
Kesatuan Republic Indonesia.
KESIMPULAN
1.
Budi pekerti pada dasarnya adalah hasil
perbuatan tingkah laku manusia yang baik, luhur, normative bersumber dari hati
nurani manusia terdalam. Oleh sebab itu pendidikan usia dini bertujuan untuk menanamkan
perbuatan atau tingkah laku manusia yang baik yang bersumber dari hati nurani
manusia.
2.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini, antara lain dapat
melaui keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar.
3.
Factor-fator yang mempengaruhi
pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini dapat dikelompokkan menjadi dua.
Yang pertama adalah intern yaitu :
aspek yang berasal dari dalam diri
pendidik dan peserta didik itu sendiri, dan ekstern yaitu : aspek yang berasal
dari luar diri dari pendidik dan peserta didik.
4.
Kebijakan pemerintah, keadaan keluarga
dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam pendidikan budi pekerti untuk
usia dini.
5.
Manfaaat dan hasil yang di hasilkan dari
pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini sangat banyak. Satu yang pasti
dari pendidikan budi pekerti untuk anak usia dini akan menghasilkan manusia
yang berkarakter kuat, mental yang kuat. Sehingga dalam hidupnya ia selalu
memegang nilai nilai kemanusiaan, sehingga dalam tingkah lakunya juga akan
sangat baik sehingga dapat berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, bangsa dan
negaranya.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Habibah, dkk. 2007. Metode Pengembangan Moral Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: FIP UNY. (makalah)
·
Hendrowibow, l. 2007. “Pendidikan Moral”, Majalah Dinamika, FIP, UNY
·
Sri
Rumini, dkk. 1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakata: UNY Press
·
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Budi
Pekerti Maret 2011
Presentasi.pdf&ei=AH-rUey1LYLxrQfpoYHQDQ&usg=AFQjCNEeG4ki79QaxgGvBL3fqubV46bt1w&bvm=bv.47244034,d.bmk
di akses pada tanggal 30 mei 2013
·
http://haluankepri.com/pendidikan/29084-menanamkan-budi-pekerti-anak-sejak-dini.html
di akses pada tanggal 31 mei 2013.
TUGAS PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK
PAPER
CARA PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI PADA
ANAK USIA DINI
Disusun oleh :
JALU TOMMY P
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar