BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam ilmu
ekonomi dikenal istilah bisnis yang berarti suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya. Ada 3 hal penting dalam
bisnis, yaitu semua bisnis menghasilkan barang atau jasa, semua bisnis mencari
keuntungan, dan semua bisnis mencoba meneruskan keinginan konsumen. Mengapa
kita perlu berbisnis? Karena bisnis memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, bisnis bisa dijadikan sebuah pilihan karir
atau profesi. Alasan lain yang mendorong kita untuk berbisnis adalah keinginan
untuk memiliki dan untuk menjelaskan kepada konsumen tentang produk yang
dihasilkan. Menjalankan sebuah bisnis bukan suatu hal yang mudah, karena dalam
pelaksanaannya kita memerlukan persiapan yang matang serta memiliki
keterampilan dalam aspek-aspek yang mendukung berjalannya bisnis. Salah satu
keterampilan penting dalam menjalankan sebuah bisnis adalah keterampilan dalam
bernegosiasi. Tidak bisa dipungkiri, dalam bisnis kita tidak bisa berjalan
secara individu. Dalam bisnis, kita akan memerlukan dan akan berinteraksi
dengan orang lain. Keterampilan dalam bernegosiasi akan mempermudahperjalanan
suatu bisnis, karena kita akan dengan mudah mendapatkan kesepakatan yang sesuai
dengan keinginan kedua belah pihak yang melakukan kerja sama.
1.2.
Rumusan Masalah
a. Apakah
pengertian negosiasi?
b. Bagaimana
karakteristik negosiator yang baik?
c. Apa
yang harus dilakukan untuk mencapai kemenangan dalam negosiasi?
d. Bagaimana
prinsip pelaksanaan negosiator?
1.3.
Tujuan Penulisan
a. Mengerti
apa yang dimaksud dengan negosiasi.
b. Mengetahui
bagaimana karakteristik seorang negositor yang baik.
c. Memahami
apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai.
kemenangan dalam negosiasi.
d. Mengetahui
prinsip-prinsip pelaksanaan negosiator.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah
suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara kedua belah pihak.
Negosiasi juga bisa disebut sebagai perundingan. Seseorang yang melakukan
negosiasi disebut negosiator. Dalam melakukan negosiasi seorang negosiator
harus memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan intuitif dalam melakukan
negosiasi. Hal tersebut dikarenakan negosiasi yang baik dan efektif adalah
negosiasi yang berdasarkan data riil, akurat, dan faktual. Negosiasi memiliki
beberapa karakteristik, diantaranya:
·
Senantiasa melibatkan
orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri
atau dalam kelompok.
·
Memiliki ancaman
terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal
sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
·
Menggunakan cara-cara
pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar
(barter).
·
Hampir selalu berbentuk
tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah.
·
Negosiasi biasanya
menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita
inginkan terjadi.
·
Ujung dari negosiasi
adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun
kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.
Ada beberapa
kemampuan dasar yang harus dimiliki seorangnegosiator, antara lain:
Ø Informasi
Seorang negosiator harus memiliki kemampuan untuk mencari, mengolah dan
memanfaatkan informasi yang riil, akurat, dan faktual.
Ø Ilmu Pengetahuan Seorang negosiator diharuskan
memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara bernegosiasi yang efektif.
Ø Penilaian
Seorang negosiator harus memiliki ketepatan dan kecepatan dalam menilai situasi
dan kondisi proses negosiasi.
Ø Bijak/Arif
Seorang negosiator diharapkan bertindak dengan pegangan moral (etika bisnis)
dalam proses negosiasi.
2.2
Karakteristik Negosiator yang Baik
Negosiator
seperti yang telah diungkapkan di atas adalah orang yang melakukan negosiasi
atau perundingan. Negosiator dibedakan menjadi 2 dilihat dari tujuan dalam
negosiasi tersebut, yaitu:
1. Value Claimers Seorang negosiator yang
memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak berusaha
mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit
mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya. Cara yang digunakan adalah taktik
yang manipulatif, argumen yang memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar
yang alot.
2. Value
Creator Seorang negosiator yang mengutamakan proses dimana akan menguntungkan
kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah
pihak yang bernegosiasi. Cara yang digunakan adalah dengan
mengembangkan hubungan yang kolaboratif, mengutamakan penyesuaian kepentingan
kedua belah pihak, bersikap ramah dan kooperatif.
Untuk menjadi
seorang negosiator yang baik, seseorang tidak hanya dituntut untuk
memiliki kemampuan dan ilmu pengetahuan. Selain itu, seorang negosiator
yang baik dituntut untuk memiliki sifat-sifatberikut:
v Percaya
diri Dalam bernegosiasi kepercayaan diri sangat diperlukan, karena yang
dipertimbangkan bukan hanya materi yang disampaikan tetapi juga bagaimana cara
penyampaiannya. Ketika seseorang memiliki kepercayaan diri yang kurang, maka
penyampaian materi juga kurang optimal, sehingga secara tidak langsung akan
membuat ragu pihak lain yang diajak bernegosiasi.
v Menghargai
orang lain Sifat menghargai orang lain mungkin dinilai tidak ada kaitannya
dengan negosiasi. Tetapi sebenarnya hal tersebut sangat penting, karena ketika
kita menghargai orang lain kita akan membina sebuah awal hubungan yang baik,
sehingga akan mempermudah proses negosiasi. Menghargai orang lain dapat berupa
kita mengenali orang- orang disekitar, kemudian lebih fokus pada kelebihan
tanpa mencari kekurangan
dan kesalahan orang lain, dan yang paling penting adalah membangun hubungan saling
percaya.
v Menciptakan
penampilan yang baik Ketika bernegosiasi kita akan dihadapkan pada sebuah
interaksi dengan pihak lain. Dalam sebuah interaksi penampilan yang sopan tapi
menarik akan lebih membuat nyaman, sehingga akan tercipta suasana yang kondusif
untuk mencapai sebuah kesepakatan.
v Dapat
mengendalikan emosi Dalam bernegosiasi tidak bisa dipungkiri kita akan berada
pada sebuah konflik antara kedua belah pihak. Dalam situasi tersebut, seorang
negosiator harus mampu mengendalikan emosi dan egonya, karena jika emosi tidak
terkendali maka tujuan dari negosiasi tidak akan tercapai.
v Tidak
merasa sempurna ketika
seseorang merasa bahwa dirinya sempurna, maka orang tersebut tidak akan mau
menerima kritik atau saran yang ditujukan kepadanya. Seorang negosiator yang
baik harus mampu dan mau menerima kritik dan saran, karena hal tersebut akan
membantu meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan dalam bernegosiasi.
v Ramah,
sopan, simpatik dan humor Sikap ramah dan sopan merupakan sikap yang wajib
dimiliki setiap orang bukan hanya seorang negosiator. Dalam bernegosiasi, sikap
tersebut akan menciptakan persepsi dari pihak lain bahwa kita memiliki
pembawaan yang menyenangkan dan bersahabat kepada siapa saja. Untuk sikap
simpatik, hal tersebut akan menunjukkan bahwa kita tidak hanya memikirkan dan
mementingkan diri sendiri tetapi juga memperhitungkan keadaan dan kepentingan
orang lain.
v Humoris
juga diperlukan dalam bernegosiasi, karena dengan sedikit humor akan mencairkan
suasana yang tegang sehingga kembali ke suasana kondusif.
v Berpikir
positif Seseorang yang berpikir positif akan selalu optimis dalam setiap
langkah yang dijalaninya. Berpikir positif sangat diperlukan untuk mewujudkan
mimpi-mimpi dan rancangan-rancangan yang dinegosiasikan untuk ke depannya.
v Sabar,
ulet dan tidak mudah putus asa Sabar dan tidak terburu-buru dalam bernegosiasi
menandakan bahwa kita akan berpikir berulang kali sebelum membuat sebuah
keputusan, dan hal tersebut akan menambah kesan positif kepada pihak yang kita
ajak bernegosiasi. Sifat ulet dan tidak mudah putus asa akanmencerminkan bahwa
kita pekerja keras dan tidak mudah menyerah untuk mencapai apa yang menjadi
tujuan kita.
v Mencintai
dan memiliki profesi yang ditekuni Ketika kita mencintai apa yang kita lakukan,
kita akan melakukan hal tersebut dengan bersungguh-sungguh dan seoptimal
mungkin dengan mengharapkan hasil yang sesuai keinginan. Ketika kita memiliki
sikap tersebut, pihak lain tidak akan ragu apabila bekerjasama dengan kita.
2.3
Kemenangan sebagai Dambaan Negosiator
Memenangkan
negosiasi adalah dambaan dan tujuan setiap negosiator. Namun, sebelum
memenangkan sebuah negosiasi kita perlu menang terhadap hal-hal berikut:
1) Kelemahan
pribadi kita Menang dari kelemahan pribadi bagi sebagian orang bukan hal yang
sulit, tetapi tidak sedikit yang merasa sulit mengalahkan kelemahan dirinya
sendiri. Hal tersebut bisa sulit karena terkadang kita tidak tahu apa kelemahan
kita, atau ketika kita sudah tahu apa kelemahan diri kita tetapi tidak tahu
bagaimana mengalahkannya. Atau bahkan ada yang sudah mengetahui kelemahan dan
bagaimana mengalahkannya tetapi tidak mau melakukan sesuatu. Kenapa kita perlu menyingkirkan
kelemahan pribadi kita? Karena kelemahan dari dalam sendiri akan menghancurkan
kita suatu saat nanti.
2) Godaan-godaan
di sekitar kita Godaan dari luar bisa diatasi ketika kita sudah teguh dan
istiqomah dengan apa yang kita niatkan dan kita tuju.
3) Siasat
orang yang ingin merugikan Untuk mengatasi siasat dari orang-orang yang
merugikan, kita bisa belajar dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang
lain. Karena pengalaman adalah guru terbaik bagi siapa saja yang memperhatikan.
4) Jebakan
dan tipuan realitas-realitas palsu Jebakan dan tipuan realitas-realitas palsu juga
bisa dipelajari dari pengalam pribadi maupun orang-orang disekitar kita.
Sehingga kita perlu sering melakukan sharing atau tukar pengalaman untuk
meningkatkan pengetahuan tentang jebakan dan tipuan yang ada di masyarakat saat
ini.
5) Keterbatasan-keterbatasan
alam Tidak semua sumber daya yang ada di alam akan selalu ada, ada beberapa
sumber daya yang akan habis suatu hari nanti. Untuk mengatasi hal tersebut
seseorang harus membuat inovasi guna menang terhadap keterbatasan alam.
6) Keterbatasan-keterbatasan
organisasi Pada sebuah organisasi pasti ada keterbatasan yang dimiliki, mulai
sarana dan prasarana, sumber daya yang ada, maupun keterbatasan kekuasaan yang
dimiliki.
Untuk
mengalahkan keterbatasan- keterbatasan tersebut kita perlu melakukan berbagai
upaya untuk mengoptimalkan apa saja yang ada untuk mencapai tujuan dari
organisasi. Setelah memenangkan beberapa hal di atas, untuk memenangkansebuah
negosiasi seorang negosiator memerlukan beberapa hal pendukung,diantaranya:
·
Siapa atau apa lawan
kita
·
Pemahaman akan sifat,
karakter, dan kodrat lawan tersebut
·
Analisis atas kekuatan
dan kelemahan lawan
·
Situasi dan kondisi
medan pertempurane. Sasaran pertempuran yang jelas
·
Pilihan strategi dan
taktik yang cukupg. Peralatan dan amunisi perang yang ampuh
·
Keterampilan
menggunakan alat-alat perang
·
Disiplin diri dan
kelompok yang kuat
·
Daya juang, daya tahan
dan optimisme tinggi
·
Last but not at least
yaitu Restu Ilahi
Kenapa seorang
negosiator memerlukan hal pendukung tersebut? Karena ketika kita mengetahui
siapa lawan kita, bagaimana sifat dan karakter lawan dan apa kekuatan dan
kelemahannya kita akan mampu memperhitungkan bagaimana taktik terbaik yang
sebaiknya digunakan untuk menghadapi lawan. Sedangkan ketika kita memiliki
sasaran pertempuran yang jelas, mengetahui kondisi medan dan didukung
ketrampilan penggunaan amunisi yang ampuh, kita akan memiliki kepercayaan diri
yang cukup dalam menghadapi lawan dan siap melaksanakan taktik yang sudah
ditentukan. Dan ketika kita memiliki kedisiplinan tinggi, daya juang dan
optimisme tinggi kita tidak akan mudah menyerah pada keadaan dan akan
menggunakan taktik baru apabila taktik yang digunakan sebelumnya tidak berjalan
sesuai dengan harapan. Dan yang terakhir tetapi merupakan yang terpenting, kita
harus senantiasa berdo’a kepada Allah agar dipermudah segala urusan.
2.4
Prinsip-prinsip Pelaksanaan Negosiator
a. Persiapan negosiator
Seorang
negosiator dituntut untuk senantiasa mempersiapkan pelaksanaan negosiasi.
Sebelum melakukan lobby ada beberapa hal yang perlu disiapkan seorang
negosiator, antara lain:
a) Mempersiapkan
bahan materi pembicaraan
b) Menyusun
tujuan sekaligus target yang akan dicapai
c) Membuat
janji
d) Waktu
pelaksanaan pertemuan
e) Dengan
siapa
f) Mengenal
lebih jauh yang akan di lobby (kepribadian, hobi, sifat, karakter) dari
orang-orang terdekat
g) Kenal
dan akrab dengan orang-orang terdekatnya (Sekretaris, ajudan, rekan kerja)
h) Persiapan
penampilan (pakaian, sepatu, dasi, alat tulis, dan lain- lain) sehingga menarik
simpati dan meyakinkan.
i)
Cheking seluruh
persiapan.
b. Langkah Pertemuan Pelaksanaan Negosiasi
Langkah-langkah
dalam melakukan lobby adalah sebagai berikut :
1) Tepat
janji disiplin waktu (sebelum waktu yang ditentukan telah datang)
2) Saat
pertemuan didahului
dengan salam yang hangat (berjabat tangan dan senyum yang manis)
3) Awali
pembicaraan yang menyenangkan
4) Uraikan
secara jelas dan singkat
5) Maksud
dan tujuan
6) Beri
kesempatan untuk menanggapi
7) Ikuti pembicaran dan
ditanggapi dengan halus, dengan menyanjung ataupun memberi usulan yang menarik
8) Jika
sudah menyangkut pokok persoalan, dalam menanggapi langsung dipancing, untuk
mendukung atau menyetujui keinginan kita sesuai dengan tujuan dan target
pembicaraan.
9) Akhiri
dengan menyimpulkan dan meningkatkan atau pun mempertegas hasil pembicaraan.
10) Akhiri
dengan kesan yang baik jika perlu tindak lanjut segera dibuat janji untuk
pertemuan berikutnya.
11) Setelah
selesai pembicaraan jika ada sekretaris atau ajudan atau staff sampaikan terima
kasih. Dan diberitahu hal-hal yang sesuai dengan tugas mereka.
Dalam
melakukan negosiasi ada beberapa pedoman yang harus di patuhi guna lancarnya
proses negosiasi yang diharapkan. Pedoman untuk
melaksanakan negosiasi antara lain
:
·
Mempunyai tujuan yang
sudah ditentukan dan jelas mengenai setiap hal yang akan disetujui lewat tawar-
menawar dan memahami kontek tujuan tadi ditetapkan.
·
Jangan tergesa-gesa.
·
Kalau ragu-ragu, adakan
pertemuan tertutup dengan anggota sendiri.
·
Buat persiapan yang
baik dengan data yang kuat untuk tujuan yang jelas ditentukan.
·
Pertahanan
fleksibilitas dalam posisi anda. f) Cara motivator yang diinginkan oleh pihak
lain.
·
Jangan sampai macet. Bila tidak ada kemajuan
mengenai hal tertentu, lanjutkan dengan hal lain dan kembali ke hal yang tadi
kemudian. Bangun momentum untuk mencapai persetujuan.
·
Hargai pentingnya
menyelamatkan muka pihak lain. i) Jadilah pendengar baik.
·
Ciptakan reputasi
menjadi orang yang adil tetap tegas.
·
Kendalikan emosi anda.
·
Pastikan ketika anda
melanjutkan setiap langkah tawar- menawar bahwa anda mengetahui hubungannya
dengan semua langkah yang yang lain.
·
Bandingkan setiap
langkah dengan tujuan anda.
·
Perhatikan baik-baik
penggunaan kata dari setiap bagian yang dinegosiasikan.
·
Ingat bahwa negosiasi
secara wajar merupakan proses kompromi.
·
Belajar untuk memahami
orang mungkin akan ada gunanya selama negosiasi.
·
Pertimbangkan dampak
negosiasi saat ini pada masa depan.
Guna
lancarnya proses negosiasi, seorang negosiator harus mempunyai jalur dan
langkah-langkah yang tepat dalam proses negosiasi, contoh cara menentukan
jalur negosiasi dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.
Mengenal gaya negosiator.
1. Kooperatif
2. Agresif
2.
Mengenal tipe
negosiator.
1. Orang
yang mencari keuntungan kecil dan resiko yang kecil.
2. Orang
yang mencari keuntungan besar dan resiko yang besar
3.
Mengenal teknik
negosiator.
1. Garis
keras (jelas dan mudah dipahami)
2. Lunak
(tidak jelas apa yang menjadi kemauannya)
Dengan mengenal
gaya, tipe dan teknik negosiator, maka seorang negosiator harus segera
memutuskan jalur negosiasi, maka akan ditempuh. Jalur win-win adalah negosiasi
yang prospek keuntungan
kedua belak pihak, dikenal dengan nama situasi menang-menang. Proses integratif seperti itu,
kedua belah pihak berusaha untuk melakukan rekonsiliasi kepentingan mereka
ditandai dengan komunikasi yang terbuka dan empati. Kepentingan anda bersama, kekuatan anda seimbang atau lebih lemah, anda butuh hubungan yang harmonis dan
berkesinambungan,
anda bisa mempercayai
itikad dan karakter pihak lain itu,
kesempatan (deal)
kompleks dan sukar dicapai, pihak
lain juga menghendaki jalur win-win. Contoh : Industri besar saat ini lebih
memfokuskan pada produk dan jasa inti. Mereka biasanya bekerja sama menjual
produk ini kepada perusahaan yang lebih kecil, seperti barang dengan volume
yang kecil. Jalur tawar-menawar murni adalah proses dengan masing- masing pihak
cnderung mencari perolehan dan keinginan maksimum dengan kerugian dipihak lain,
ini sering dikenal dengan situasi menang kalah. Jalur tawar-menawar dilakukan
apabila: Kepentingan kedua belah
pihak jelas bertentangan,
salah satu pihak jauh lebih kuat, salah satu pihak
tidak membutuhkan hubungan yang harmonis dalam
jangka panjang,kurang
atau tidak mempercayai pihak lain,
kesepakatan (deal) mudah dicapai, pihak lain juga
menghendaki jalur tawar-menawar murni.
Taktik Secara
garis besar ada dua teknik yang umum dipakai dalam bernegosiasi yaitu teknik
“garis keras” dan “garis lunak” (pitty me). Masing-masing teknik
dalam prakteknya akan dibarengi macam- macam taktik. Beberapa taktik yang umum
digunakan :
1. Taktik
permintaan yang melewati batas. Tujuan : membuat lawan yang tidak siap menjadi
kecut.
2. Taktik
berpura-pura kasar. Tujuan : membuat lawannya merasa bersalah.
3. Taktik
wewenang terbatas. Tujuan : Mengurangi tanggapan akan kekuatan diri dan
menurunkan tingkat harapan. Peringatan : Sesekali pun hal ini mungkin dapat
merugikan.
Strategi Negosiasi Strategi digunakan
untuk mempengaruhi orang lain agar orang memperhatikan dan menuruti kehendak
seorang negosiator. Strategi biasanya digunakan oleh seorang sales untuk
memasarkan produk- produk barang dan jasa. Ada 7 strategi dalam memasarkan barang, yaitu
:
·
Asosiasi memanfaatkan nama
institusi/produk yang sudah dikenal luas. Dengan strategi tersebut seorang
negosiator mengharapkan efek positif dari nama yang terkenal tersebut. Contoh :
sepatu ini sama seperti sepatu merk adidas.
·
Disasosiasi memanfaatkan nama/produk
palsu atau jasa yang ditawarkan sehingga klien akan berpaling pada produk lain.
Contoh : produk itu palsu kualitasnya buruk sedangkan produk ini bagus.
·
Random sample Menawarkan
dengan cara memamerkan suatu produk yang terbaik sehingga wakil dari
keseluruhan produk yang ditawarkan. Strategi ini akan berdampak negative
apabila secara keseluruhan produk tidak seperti contoh yang dipamerkan.
Sebaliknya, strategi ini akan berdampak positif apabila pelanggan merasa puas
karena keseluruhan produk sama seperti contoh yang ditawarkan.Salami Menawarkan
produk atau jasa dengan cara membuat pihak lain semakin lama semakin mempercaya
dan mendapatkan kewenangan yang meningkat.
·
Win-win Strategi ini
dipilih bila pihak-pihak yang berselisih menginginkan penyelesaian masalah yang
diambil pada akhirnya menguntungkan kedua belah pihak. Strategi ini juga
dikenal sebagai Integrative negotiation. Contoh : pihak manajemen sepakat untuk
memberikan paket PHK di atas ketentuan pemerintah, dan pihak pekerja sepakat
untuk dapat segera mengakhiri hubungan kerja dengan damai.
·
Win-lose Strategi ini
dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan hasil yang
sebesar-besarnya dari penyelesaian masalah yang di ambil. Dengan strategi ini
pihak yang berselisih saling saling berkompetensi untuk mendapatkan hasil yang
mereka inginkan. Contoh : pihak pekerja terpaksa menyepakati kenaikan gaji di
bawah target yang telah mereka usulkan sebelumnya kepada pihak perusahaan.
·
Lose-lose Strategi ini
dipilih sebagai dampak kegagalan dari pemilihan strategi yang tepat dalam
bernegosiasi. Akibatnya pihak-pihak yang berselisih, pada akhirnya tidak
mendapatkan sama sekali hasil yang diharapkan. Contoh : pihak pengusaha
akhirnya melakukan upaya“lock out” karena pihak pekerja tidak bersedia untuk
menghentikan pemogokan.
·
Lose win Strategi ini
dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk mendapatkan manfaat dengan
kekalahan mereka. Contoh : pihak pengusaha sengaja memberikan beberapa konsesi
yang tidak terlalu signifikan kepada pihak pekerja, dengan harapan dapat
membangun kepercayaan di masa yang akan datang.
Kesalahan umum
dalam bernegosiasi
Bernegosiasi
tidak hanya memiliki taktik dan strategi tetapi memiliki kesalahan-kesalahan
yang perlu dipahami dalam bernegosiasi. Berikut ini adalah beberapa macam
kesalahan, yaitu : 1) Peningkatan komitmen yang tidak rasional. Hal ini
disebabkan karena adanya keinginan untuk menang dengan harga berapa pun. Ada
beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi keinginan memenangkan penawaran
dengan cara apapun. Faktor pertama, komitmen terhadap sasaran seringkali
mempengaruhi pandangan dan penilaian seseorang. Faktor kedua, kebutuhan untuk
mempertahankan reputasi. Mereka yang merasa memiliki reputasi sebagai orang
yang berhasil tidak akan mau mengaku kalah. Faktor terakhir,
komitmen terhadap sasaran yang berlebihan membuat orang merubah negosiasi
sebagai tempat
untuk bekerjasama menjadi arena pertandingan adu kemampuan. Hal ini jelas
terlihat dalam suasana tender atau lelang. Akibatnya penawaran yang dilakukan
bukan soal harga bendanya lagi tetapi soal harga diri.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada makalah di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Negosiasi(perundingan)
adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara kedua belah pihak.
2.
Karakteristik
negosiator yang baik antara lain: percaya diri, menghargai orang lain,
menciptakan penampilan yang baik, dapat mengendalikan emosi, tidak merasa
sempurna, ramah, sopan, simpatik dan humoris, berpikir positif, sabar, ulet dan
tidak mudah putus asa, mencintai dan memiliki profesi yang ditekuni.
3.
Untuk memenangkan sebuah negosiasi seorang
negosiator memerlukan beberapa hal pendukung, diantaranya: siapa atau apa lawan
kita, pemahaman akan sifat, karakter, dan kodrat lawan tersebut, analisis atas
kekuatan dan kelemahan lawan, situasi dan kondisi medan pertempuran, sasaran pertempuran
yang jelas, pilihan strategi
dan taktik yang cukup, peralatan dan amunisi perang yang ampuh, keterampilan
menggunakan alat-alat perang, disiplin diri dan kelompok yang kuat, daya juang,
daya tahan dan optimisme tinggi, last but not at least yaitu Restu Ilahi.
4.
Prinsip-prinsip
pelaksanaan negosiator, diantaranya: persiapan negosiator, langkah pertemuan
pelaksanaan negosiasi, menentukan jalur negosiasi, taktik, strategi negosiasi,
kesalahan umum dalam bernegosiasi, dan cara mengatasi hambatan dalam
bernegosiasi.
3.2. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada pembaca sebagai
berikut:
1)
Sebagai generasi muda
hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas dengan banyak membaca
referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.
2)
Sebagai generasi
penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau menyalurkan ilmu yang dimiliki
untuk dibagi kepada sesama sehingga bermanfaat dan tercipta kelestarian
lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Budi. 2008.
Negosiasi: Ketrampilan Negosiasi dan Manajemen Konflik.Yogyakarta.
<
http://mti.ugm.ac.id/~budi/static.php?kat=I >
Ramelan,
Mariana. 1998. Seminar Pengembangan Pribadi Public Speakingdan Table Manners.
Jakarta.
<
http://www.oocities.org/winayan/tatakrama.html >
Riani, Asri
Laksmi, dkk. 2005. Usaha: Dasar-dasar Kewirausahaan.Surakarta: UNS Press
TUGAS
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
NEGOSIASI
BISNIS
Dosen pengampu : Ign. Wagimin
DisusunOleh:
Eva
Prastiwi K5411020
Anita
Silvia D K5412010
Arifia
Mawardani K5412016
Jalu Tommy K5412037
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar