Kamis, 30 Januari 2014

KONDISI VULKANISME DAN AKIBAT YANG DITIMBULKAAN SERTA CARA MENGATASINYA



KONDISI VULKANISME
DAN AKIBAT YANG DITIMBULKAAN SERTA CARA MENGATASINYA

Jalu Tommy
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRACT
Aktivitas gunungapi sangatlah banyak, baik sebelum ataupun sesudah gunung tersebut meletus. Bahkan akibat yang di timulkanpun beraneka ragam mulai dari yang berakibat negative sampai yang berakibat positif. Bencana gunung meletus memang tidak dapat di prediksi secara pasti, namun apabila kita mengikuti pengamatan dan prosedur yang tepat, akibat yang berdampak negative dapat di kurangi atau di netralisir.

Keywords : vulkanisme, pra vulkanisme, pasca vullkanisme.

PENDAHULUAN

Vulkanisme yaitu suatu gejala akibat aktivitas magma dalam litosfer sehingga keluar dari permukaan bumi.  Vulkanisme merupakan salah satu dari tenaga endogen atau tenaga yang berasal dari dalam bumi, selain vulkanisme ada juga gempa bumi dan teknonisme yang termasuk dalam tenaga endogen. Bahan yang di keluarkan dalam aktivitas vulkanisme antara lain adalah dalam zat padat, cair dan gas. Salah satunya adalah Magma, yaitu capuran batuan dalam keadaan cair yang liat dan sangat panas. Aktivitas magma dipengaruhi suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya.

MACAM-MACAM ERUPSI MAGMA
Erupsi magma adalah proses keluarnya magma kepermukaan bumi, baik mendesak melalui retakan-retakan pada gunung tersebut ataupun menghancurkan gunung tersebut. Erupsi gunung api disebut juga ekstrusi magma atau kata lainnya adalah gunung meletus. Erupsi gunungapi dibagi menjadi 2, yaitu:
       I.            Efusif
Proses erupsi gunungapi berupa suatu lelehan lava melalui retakan pada gunung api. Pada umumnya erupsi efusif mempunyai magma encer.
    II.            Eksplosif
Proses erupsi gunungapi yang berupa ledakan yang dasyat dan menyemburkan materi materi gunung api ke udara. Erupsi ini terjadi bila magma yang terkandung kental dan kandungan gas lebih banyak sehingga tenaga desaknya lebih kuat.


BENTUK BENTUK GUNUNGAPI
 Di dunia, klasifikasi gunungapi dibedakan menjadi tiga, yaitu
ü  Gunungapi maar, merupakan gunungapi yang terbentuk seperti danau kecil, pada umumnya terjadi karena letusan yang eksplosif.
ü  Gunungapi  strato, merupakan gunungapi yang berbentuk seperti kerucut,pada umumya gunung ini memiliki dua siklus,yaitu siklus ledakan eksplosif (letusan) dan efusif (lelehan).
ü  Gunungapi perisai, merupakan gunungapi yang menyerupai perisai atau landai, pada umumnya lava yang di keluarkan sangatlah encer.

KONDISI PRA DAN PASCA VULKANISME
Di dalam peristiwa vulkanisme atau gunung meletus banyak sekali hal yang terjadi baik itu sebelum (pra vulkanisme) ataupun sesudah gunung meletus (pasca vulkanisme). Di antaranya adalah kondisi pada pra vulkanisme yaitu :
1.      Naiknya suhu di lingkungan sekitar gunungapi tersebut.
2.      Banyak terjadi gempa-gempa baik intensitasnyakecil ataupun besar.
3.      Banyak hewan-hewan liar yang turun dari gunung.
4.      Sumber mata air tiba-tiba mongering.
5.      Banyak pohon mongering dan mati.
Selain pra vulkan banyak juga fenomena-fenomena yang terjadi pasca vulkanisme, diantaranya adalah
1.      Terdapat atau munculnya fumarol yaitu sumber gas seperti solfatar dan mofet.
2.      Munculnya makdani atau sumber mata air pada umumnya bersuhu panas.
3.      Munculnya geyser yaitu mata air yang memancarkan air panas secara periodic.

AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH BENCANA GUNUNG MELETUS
Selain fenomena-fenomena yang terjadi pada pra ataupun pasca vulkanisme,ada juga keuntungan yang bisa di dapatkan,  dari peristiwa gunung meletus misalnya seperti :
1.      tanah di daerah pegunungan menjadi subur.
2.      berlimpahnya bahan bangunan yang berupa pasir dan batu yang berasal dari dalam perut bumi.
3.      terdapat banyak bahan galian atau hasil tambang.
Selain itu  banyak juga kerusakan atau kerugian  yang di timbulkan akibat bencana gunung api, misalnya:
1.      kebakaran hutan.
2.      lahar dingin.
3.      awan panas.
4.      rusaknya lingkungan di daerah pegunungan.
5.      hewan dan tumbuhan banyak yang mati.
6.      terjadi depresi atau stress pada pengungsi karena trauma dan ketakutan serta kejenuhan di tempat pengungsian.
7.      banyak menelan korban jiwa.
Banyaknya orang yang menjadi korban jiwa ini dapat di pengaruhi dari beberapa factor, misalnya pandangan masyarakat sekitar yang berbeda, cara evakuasi yang salah, dan cara mengatasi bencana yang kurang baik. Dapat di ambil contoh pada saat bencana gunung merapi meletus, banyaknya korban jiwa di karenakan banyaknya pendapat penduduk sekitar yang beranggapan bahwa gunung merapi tidak akan meletus, selain itu, sosialisasi dan pengevakuasian berjalan lambat dan tidak sempurna. Padahal apabila proses sosialisasi dan evakuasi berjalan dengan sempurna, sesuai dengan metode dan prosedur yang tepat tidak akan terjadi banyaknya korban jiwa.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat di kemukakan di atas bahwa bencana gunung meletus atau aktivitas vulkanisme itu menimbulkan banyak dampak yang terjadi baik itu positif ataupun negative, dari dampak negative diantaranya adalah jatuhnya korban jiwa, dan terjadinya depresi serta kejenuhan yang di alami para pengungsi.  Sebenarnya jatuhnya korban jiwa, dan kejenuhan yang di alami oleh pengungsi ini dapat di kurangi ataupun di minimalisir apabila prosedur penanganan dan pengevakuasian berjalan dengan benar dan mematuhi prosedur yang benar.



KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa banyak sekali dampak yang di timbulkan dari bencana gunung meletus, baik dampak positif ataupun dampak negative. Salah satu contoh dampak negative yang di timbulkan adalah jatuhnya korban jiwa,dan depresi yang di alami oleh para pengungsi. Sebenarnya banyaknya korban jiwa dapat di minimalisir apabila pemerintah daerah setempat dapat menangani peristiwa bencana ini dengan tepat. Dibawah ini adalah beberapa cara atau prosedur dalam menyikapi bencana gunung meletus:
        mengevaluasi laporan dan data,
         membentuk tim Tanggap Darurat,
        mengirimkan tim ke lokasi,
        melakukan pemeriksaan secara terpadu.
        Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
        Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
        Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
        Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
        Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
        Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lain-lain.
        Jangan memakai lensa kontak.
        Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi.
        Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.Bersihkan atap dari timbunan abu.
        Karena beratnya. bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
        Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
        Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.
        Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
        Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
        Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
        Membuat perencanaan penanganan bencana.
        Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
        Mempersiapkan kebutuhan dasarJika Terjadi Letusan Gunung Berapi

Selain menelan korban jiwa, dampak negative dari gunung meletus salah satunya adalah menyebabkan depresi pada para pengungsi.  Hal ini dapat di akibatkan karena trauma, atau shock yang di alami oleh para pengungsi, ketakutan yang berlebihan, kepanikan yang berlebihan, kehilangan harta benda yang dimiliki, dan kejenuhan yang di alami para pengungsi karena mereka tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa di tempat pengungsian. Hal ini sangat berpengaruh terutama pada anak kecil dan balita,yang masih sangat labil. Untuk mengatasi kejenuhan dan menghindarkan dari stress, ada beberapa hal yang dapat dilakukan di tempat pengungsian, antara lain :
1.      Pengungsi ikut berperan aktif dalam mengelola tempat pengungsian,baik untuk menjaga kebersihan,membantu masak didapur umum.
2.      Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
3.      Relawan mengajak anak-anak bernyanyi,tertawa dan membacakan buku cerita.




















DAFTAR PUSTAKA
·         Haeruman, H.1990. Macam macam Gunungapi di Indonesia. Diskusi Pembinaan dan Pengembangan Rakyat, 7-10 juli 1990. Bandung hal 13-15.
·         Hila,H dan Syaffriadi.1997.Ativitas vulkanisme.jurnal study pembangunan institude teknologi bandung. Vol3 no 1. Bandung. Hal 15-21
·         Rahayu,s .1994.Cara Mengatasi Bencana Gunung Meletus. Journal of Forestry Researth and Development vol. XIIno. 4 hal 83-89.
·         Ruhimat Mamat dan Utoyo Bambang.1993.”Penuntun Belajar Geografi”.ganeca exact hlm 155-165.
·         Sutris Hadi.1983.Metodologi research (jilid V)Andi Offset. Yogyakarta. Hal 138.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar