TANAH MEDITERAN MERAH
KUNING
-
Tanah mediteran merah kuning termasuk dalam ordo alfisol
dalam pembaagian menurut Soil Taxonomy (USDA) yang dikembangkan oleh Amerika
Serikat pada tahun 1975. Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah
yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) dan
mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah. Liat yang tertimbun di
horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama
dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk
tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
Nama lain dari tanah mediteran merah kuning
antara lain : Tanah kapur merah, Roodaarden,
Laterietgrond van kalksteen, Red limestone soil, Luvinol (FAO/UNESCO),Tropudalf
(Amerika). Tanah mediteran
merah kuning berasal dari bahan induk batu gamping keras,
batuan sedimen dan tuf vulkan basa. Tanah mediteran merah-kuning dibagi
menjadi 2 yaitu
Berkembang di daerah Karts. dan bentukan batu kapur. Tanah
mediteran ini memiliki iklim lautan tengah (mediteranian), yang pada musim
dingin banyak hujan sedangkan pada musim panas kering tidak terdapat hujan,
atau iklim Awa-Awa
(Köppen); C, D, E (Schmidt/Ferguson),
dan memiliki curah hujan :
800-2500 mm/tahun, bulan kering 3-5, terdapat pada daerah
bertopografi berombak hingga berbukit 0-400 m. Tanah mediteran merah-kuning ini
sering di jumpai pada vegetasi steppa,savanna, dan hutan musim, tanah mediteran
merah-kuning ini juga terkenal dengan nama Terra Rossa. Sebaran
tanah mediteran merah-kuning di Indonesia antara lain : Nusa Tenggara, Sulawesi tenggara,
Sulawesi selatan,kepulauan Maluku, sedikit di jawa tengah dan jawa timur. Pada
umumnya tanah mediteran merah-kuninh ini digunakan untuk sawah, perkebunan,
tegalan, dan padang rumput.
SIFAT FISIK TANAH
MEDITERAN MERAH KUNING
TEKSTUR TANAH
Tekstur tanah merupakan perbandingan antara
butir-butir pasir, debu dan liat. Tanah
disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang
berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral
sampai batu. Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan
halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Tekstur tanah mediteran merah kuning bervariasi yaitu
mulai dari geluh hingga lempung. Ini dapat di lihat melalui sebuah pecobaan
sederhana yaitu dengan mengambil sedikit tanah lalu digosok-gosokkan mengunakan
tangan dan di campur sedikit air dan di bentuk sebuah gelungan.
STRUKTUR TANAH
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Struktur tanah di kelompokan menjadi 4 yaitu:
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Struktur tanah di kelompokan menjadi 4 yaitu:
1. Struktur
granuler : yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous,
struktur ini terdapat pada horison A. Bersifat secara nisbi kurang-tidak berpori;
tipe remah / crumb lebih berpori.
2. Struktur Gumpal bersudut:
yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal bersudut,
bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat
dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan
sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
3. Struktur Prismatik: yaitu struktur
tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian
atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
4. Struktur
Lempeng: yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu
horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.
Pada tanah mediteran merah-kuning ini memiliki
struktur gumpal hingga gumpal bersudut. Struktur ini beraneka ragam ukurannya ada
yang kecil ada juga yang besar tergantung bahan organic pengikatnya. Pembagian
ukuran struktur gumpal adalah sebagai berikut:
Ukuran struktur tanah tipe
gumpal dibedakan menjadi :
Sangat halus dengan tebal < 5mm
Halus dengan
tebal 5-10mm
Sedang dengan tebal 10-20mm
Kasar dengan tebal 20-50mm
Sangat Kasar dengan
tebal > 5
KONSISTENSI
TANAH
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara
kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah
dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap
gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut
misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut hasil penelitian
tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat
pada alat pengolah tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul.
Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras.
Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Apabila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Apabila gumpalan tanah sukar hancur dengan cara remasan tersebut maka tanah dinyatakan berkonsistensi teguh untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi kering.
Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari, yaitu kategori: melekat atau tidak melakat. Selain itu, dapat pula berdasarkan mudah tidaknya membentuk bulatan, yaitu: mudah membentuk bulatan atau sukar membentuk bulatan; dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis).
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul.
Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras.
Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Apabila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Apabila gumpalan tanah sukar hancur dengan cara remasan tersebut maka tanah dinyatakan berkonsistensi teguh untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi kering.
Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari, yaitu kategori: melekat atau tidak melakat. Selain itu, dapat pula berdasarkan mudah tidaknya membentuk bulatan, yaitu: mudah membentuk bulatan atau sukar membentuk bulatan; dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis).
Konsistensi tanah mediteran merah kuning ini
berfariasi mulai dari gembur hingga teguh. Ini merupakan konsistenssi pada
tanah lembab,pada umumnya konsistensi lembab ini terjadi pada tanah yang
relative lapang, sehingga dapat di tarik kesimpulan, sebagian besar tanah
mediteran merah kuning ini berada pada daerah lapang.
WARNA TANAH
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna
komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional
dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat
ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik
masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin
dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid
anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat
luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus, besi oksida dan
besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida berwarna merah, agak
kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi
berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna putih,
kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat
berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel
besinya.
Selain warna tanah juga ditemukan adanya warna karatan (mottling) dalam bentuk spot-spot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah, terutama besi dan mangan, yang terjadi selama musim hujan, yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya: (a) reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b) oksidasi yang menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi. Karatan-karatan yang terbentuk ini tidak segera berubah meskipun telah dilakukan perbaikan drainase.
Selain warna tanah juga ditemukan adanya warna karatan (mottling) dalam bentuk spot-spot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah, terutama besi dan mangan, yang terjadi selama musim hujan, yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya: (a) reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b) oksidasi yang menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi. Karatan-karatan yang terbentuk ini tidak segera berubah meskipun telah dilakukan perbaikan drainase.
Warna
tanah mediteran merah kuning adalah mulai dari kuning,coklat hingga merah. Dari
data di atas dapat sedikit di ambil kesimpulan, kemungkinan pada tanah
mediteran merah kuning ini mengandung Besi oksida, karena bessi oksida berwarna
merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya, selain
juga mengandung
kadar Fe tinggi : kadar BO rendah,memiliki unsure hara yang tinggi, dan yang lainnya.
VOLUME TANAH
Menurut Hanafiah (2005) bahwa bobot isi tanah
merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan
berikut ini:
(1) Kerapatan partikel (bobot partikel = BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gram cm-3, dan
(2) Kerapatan massa (bobot isi = BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan per satuan volume.
(1) Kerapatan partikel (bobot partikel = BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gram cm-3, dan
(2) Kerapatan massa (bobot isi = BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan per satuan volume.
Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat. Tanah lapisan atas yang bertekstur liat dan berstruktur granuler mempunyai bobot isi (BI) antara 1,0 gram cm-3 sampai dengan 1,3 gram cm-3, sedangkan yang bertekstur kasar memiliki bobot isi antara 1,3 gram cm-3 sampai dengan 1,8 gram cm-3. Sebagai contoh pembanding adalah bobot isi air = 1 gram cm-3 = 1 ton gram cm-3 .
Contoh perhitungan dalam menentukan bobot tanah dengan menggunakan bobot isi adalah sebagai berikut: 1 hekar tanah yang diasumsikan mempunyai bobot isi (BI) = 1,0 gram cm-3 dengan kedalaman 20 cm, akan mempunyai bobot tanah sebesar:
= {(volume 1 hektar tanah dengan kedalaman 20 cm) x (BI)}
= {(100 m x 100 m x 0,2 m) x (1,0 gram cm-3 )}
= {(2.000 m-3) x (1 ton m-3)}
= 2.000 ton m-3
Apabila tanah tersebut mengandung 1% bahan organik, ini berarti terdapat 20 ton m-3 bahan organik per hektar.
AIR TANAH
Menurut Hanafiah (2005) bahwa air merupakan komponen
penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan sering pula merugikan.
Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah:
(1) sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman.
(2) sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan differensi horison.
(3) sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman.
(4) sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar tanaman.
(5) sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.
(6) sebagai stabilisator temperatur tanah.
(7) mempermudah dalam pengolahan tanah.
(1) sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman.
(2) sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan differensi horison.
(3) sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman.
(4) sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar tanaman.
(5) sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.
(6) sebagai stabilisator temperatur tanah.
(7) mempermudah dalam pengolahan tanah.
Selain beberapa peranan yang menguntungkan diatas,
air tanah juga menyebabkan beberapa hal yang merugikan, yaitu:
(1) mempercepat proses pemiskinan hara dalam tanah akibat proses pencucian (perlin-dian/leaching) yang terjadi secara intensif.
(2) mempercepat proses perubahan horizon dalam tanah akibat terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah bawah.
(3) kondisi jenuh air menjadikan ruang pori secara keseluruhan terisi air sehingga menghambat aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman, serta menyebabkan perubahan reaksi tanah dari reaksi aerob menjadi reaksi anaerob.
(1) mempercepat proses pemiskinan hara dalam tanah akibat proses pencucian (perlin-dian/leaching) yang terjadi secara intensif.
(2) mempercepat proses perubahan horizon dalam tanah akibat terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah bawah.
(3) kondisi jenuh air menjadikan ruang pori secara keseluruhan terisi air sehingga menghambat aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman, serta menyebabkan perubahan reaksi tanah dari reaksi aerob menjadi reaksi anaerob.
\
DAFTAR
PUSTAKA
Sartohadi Junun. Jamulya. Nur indah S.D.” Pengantar Geografi Tanah”.
Yogyakarta. PUSTAKA PELAJAR. 2012.
Materi power point
Buku catatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar