Penginderaan Jauh adalah pengambilan atau
pengukuran data / informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau
benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan
studi.
1.2 Interpretasi
Penginderaan Jauh
Interpretasi merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisa data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek yang
diteliti. Pengenalan objek merupakan bagian vital dalam interpretasi citra.
Tanpa dikenali identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra, tidak
mungkin dilakukan analisis untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Suatu tujuan yang diharapkan dicapai setelah
menginterpretasikan suatu objek adalah pengenalan objek, hasil analisis data
sesuai kebutuhan dan untuk memeriksa dan menafsirkan tentang gambaran objek. Prinsip
pengenalan pada citra mendasarkan atas penyelidikan karakteristik atau atribut
citra. Karakteristik objek yang tergambar pada citra dan digunakan untuk
mengenali objek dinamakan unsur interpretasi citra :
1.
Identifikasi dan pengenalan objek dapat dibantu dengan
pengetahuan tentang karakteristik citra-foto yang terekam pada film hitam putih
atau pankromatik. Hanya saja untuk sekarang ini citra foto kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan
citra seperti satelit yaitu mencakup area yang lebih
luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang
seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;
2.
Memiliki kemungkinan penerapan sensor
pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan
secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote
sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami
dan mengurai karakteristik material yang diamati;
3. Memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik
dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan
bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi
baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan
bumi.
1.3 Unsur
Dalam Foto Udara
Untuk dapat menginterpretasikan data yang ada pada citra
maka terlebih dulu harus diketahui karakteristik tiap unsur citra sehingga
dapat dengan mudah dikenali unsur interpretasi apa yang ada pada citra
tersebut.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari unsur
dasar interpretasi citra pengindraan jauh :
1.Rona
Roan adalah derajat kehitaman atau tingkat kecerahan yang
dimilliki objek citra. Makin banyak sinar yang terpantul, maka makin terang
rona pda foto sehingga cerah gelapnya citra menceminkan ukuran banyaknya cahaya
yang dipantulkan oleh suatu objek dan direkam oleh citra hitam putih.
Rona dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1.
Rona seragam yang kemudian dibagi atas cerah, abu-abu dan
gelap
2.
Rona tidak seragam
yaitu mottled (bintikbintik), banded(garis-garis), scrabbled(tidak teratur).
Cara pengukuran rona yaitu :
Ø
Cara relatif dengan menggunakan mata biasa
Ø
Cara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat
Faktor yang mempengaruhi rona yaitu :
1.
Karakteristik objek yaitu permukaan kasar cenderung
menimbullkan rona gelap pada foto, warna objek yang gelap menimbulkan rona
gelap dan dan daya pantul objek.
2.
Bahan yang dipakai yaitu jenis film karena tiap film
mempunyai kepekaan masing-masing.
3.
Cuaca, dimana rona bergantung pada jumlah sinar yang
dapat mencapai sensor dan daua pantulnya.
4.
Letak objek dan waktu pemotretan letak berarti bujur dan
lintangnya dimana letak lintang mempengaruhi dating sinar. Ketinggian juga
mempengaruhi rona pada foto bagi objek yang sama. Hal ini terutama disebabkan
oleh adanya kabut tipis pagi hari
Beberapa kenampakan yang dapat diidentifikasi yaitu :
1.
pemukaan air biasanya gelap tetapi bila cukup banyak mengandung sedimentasi akan terlihat lebih
terang.
2.
pasir yang kering tampak terang
3.
permukaan jalan tampak terang
4.
jalan kereta api umumnya gelap
5.
atap bangunan umumnya terang apalagi yang menghadap
matahari
6.
permukaan batuan dan rerumputan tampak agak terang.
2. Tekstur
Tekstur adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh kelompok
objek yang sejenis dimana akan terlalu kecil jika dibedakan satu persatu.
Tektur sangat berkaitan dengan rona, bentuk, ukuran dan
pola dan sering dinyatakan dalam halus sedang atau kasar. Tekstur dinyatakan
juga dalam menyatakan tingkat kekasaran atau kehalusan penyaluran yaitu :
Ø Untuk
anak-anak sungai dengan jarak 1-1/4 inci bertekstur halus yang menyatakan
densitas tinggi dengan litologi batulempung, serpih atu tuff (batuan impermeable).
Ø Untuk
sungai orde i (1/4-2) inci bertekstur sedang dengan densitas sedang dan
litologi lanau, lempung atau pasir (batuan agak permeable)
Ø Untuk
jarak orde sungai 1>2 inci bertekstur kasar dengan densitas rendah dan
litologi pasir dan tuff kasar (batuan permeable)
Contoh pengenalan objek :
1.
hutan betekstur kasar, belukar sedang dan semak halus
2.
permukaan air yang tenang bertekstur halus
3. Bentang Alam
Apabila unsur dasar citra dapat diinterpretasikan, maka
untuk interpretasi langkah selanjutnya yang meliputi unsur lain dalam citra
foto udara akan lebih mudah diinterpretasikan. Unsur lain yang akan
diinterpretasikan dalam praktikum kali ini meliputi struktur geologi, litologi,
tata guna lahan, relief, pola pengaliran beserta ubahannya, bentuk lahan dan
bentang alam budaya.
1. Struktural
Dalam mengamati bentuk lahan struktural, dapat kita
bedakan dengan cara mengamati pada foto udara yaitu ada tidaknya struktur geologi
pada daerah tersebut, biasanya yang
sering dapat diketahui adalah patahan yaitu ditunjukan dengan adanya kenampakan
sungai yang mengalami pembelokan secara tiba tiba, hal ini dikarenakan adanya
kelurusan sungai yang melalui zona patahan, dan pada umumnya pola pengaliran
pada daerah ini adalah rectangular, treliss,serta concorted dan juga modifikasi
dari ketiganya, pada daerah structural juga dapat ditunjukan dengan adanya
kenampakan dataran atau depresi yang sempit dan memanjang.
2. Fluvial
Pada foto udara, bentuk lahan ini dapat diketahui yaitu
dengan melihat letaknya, berdasarkan proses yang mempengaruhinya seperti sungai
maka dapat diketahui bahwa bentuk lahan
ini berada di kawasan sungai yaitu bisa berupa dataran banjir, pada
dataran banjir memiliki permukaan rata
dan letaknya lebih rendah dari sekitarnya dan kalu tidak terjadi ketidakrataan
biasanya disebkan oleh adanya danau tapal kuda, gosong pasir atau bekas
saluran,meander sungai yang pada foto udara dapat diketahui juga yaitu bekas
meander sungai ini yang terpotong dikenali dengan bentuk tapal kuda dengan
topografi yang lebih rendah daripada daerah sekitarnya, kipas alluvial yaitu
bentang alam alluvial yang terbentuk oleh onggokn material lepas yang berbentuk
seperti kipas, pada interpretasi citra kipas aluvial berbentuk seperti segitiga
yang cembung.
3. Karst
Pada foto udara kenampakan bentuk lahan ini dapat
diketahui yaitu reliefnya pada bentang alam ini berada pada daerah yang
berbatuan yang mudah larut, juga dapat diketahui dengan adanya aliran sungai
yang secara tiba tiba masuk tanah meninggalakan lembah kering dan muncul
sebagai mata air yang besar. Pada daerah ini pola pengaliranya multi basinal
yaitu pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang tampak, kadang hilang, yang
disebut sebagai sungai bawah tanah.
4. Eolian
Bentuk
lahan yang terbentuk karena aktivitas angin, bentuknya dapat berupa :
-
Bentuknya
proses erosi
-
Proses
abrasi, ventivact, polish, grooves, sclupturing dan yardang
-
Proses
deflasi, cekungan deflasi, lag grafel, desert warnist
-
Pengendapan
angin.
5. Delta dan
Pantai
Delta
adalah bentuk lahan yang terbentuk oleh sedimen dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain : iklim, debit air, gelombang, pasang surut dan arus pantai.
Pantai adalah jalur memanjang, tinggi dan lebarnya dipengaruhi oleh pasang
surut air yang lalu terletak antara daratan dan lautan.
7. Denudasional
Denudasional
merupakan proses yang mana bila terus berlanjut akan mengurangi semua
ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam. proses ini apat
mliputi pelapukan dan transportasi.
8. Vulkanik
Analisa morfologi gunungapi dilakukan untuk :
-
Mengenal
macam-macam bentuk Gunungapi,
-
Mengetahui
hubungan antara satuan morfologi gunungapi baik secara individu maupun
berkelompok,
-
Mengetahui
stadia dan jenjang keaktifan gunungapi, dan
-
Menginterpretasikan
evolusi atau perkembangan suatu gunungapi maupun kelompok gunungapi.
4. Tata Guna Lahan
- Daerah Pemukiman
Terbentuk
oleh daerah yang digunakan secara intensif dan banyak lahan yang tertutup oleh
struktur. Dalam kategori ini termasuk
kota-kota besar, desa, daerah yang berkembang sepanjang jalan raya,
transportasi,kawat listrik dan fasilitas komunikasi ,daerah seperti tempat
penggilingan,pusat perbelanjaan dan industri. Dan lembaga-lembag yang lain yang
tidak dapat dipisahkan dari derah pemukiman Rona pada derah pemukiman cenderung seragam,teksturnya
cenderung kasar. Pola yang ada berupa pola garis lurus pada kenampakan jalan, pola
melengkung pada kenampakan sungai, pada kenampakan perumahan berupa pola yang
brbentuk petak yang tidak teratur.
- Daerah Pertanian
Lahan pertanian secara luas dapat diartikan sebagai lahan
yang penggunaannya terutama untuk menghasilkan makanan. Rona seragam, tekstur kasar.
Pola garis lurus bisa berupa sebagai kenampakan jalan, pola melengkung
kenampakan sungai, pola lain berbentuk petak yang teratur menunjukan
kenampakan persawahan.
- Lahan Hutan
Lahan
hutan ialah derah yang kepadatan tajuk pohonnya
( prosentase penutup tajuk ) 10 persen atau lebih , batang pohonnya
dapat menghasilkan kayu atau produksi kayu lainnya dapat mempengaruhi iklim
atau tata air lokal. Rona seragam, tekstur biasanya halus karena pada daerah
ini banyak terdapat anak sungai.
- Lahan Basah
Lahan
basah ialah daerah yang permukaan air tanahnya diatas permukaan lahan hampir
sepanjang tahun. Rona cenderung seragam tekstur tergantung pada pola pengaliran
yang melalui daerah tersebut.
- Lahan Gundul
Lahan
gundul ialah lahan yang kemampuannya terbatas dalam mendukung kehidupan dan
vegetasi lainnya kurang dari sepertiga luas daerahnya. Daerahnya yang termasuk
di dalamnya dataran garam kering,gisik,pertambangan terbuka dan pertambangan
gravel
- Lahan Lumut
Padang
lumut merupakan istilah derah tanpa pohon yang secara geografik diluar hutan
baroel dan diatas ketinggian untuk pohon di pegunungan yang tinggi.
- Daerah Salju Abadi atau Es
Daerah
salju abadi atau es terjadi karena kombinasi faktor-faktor lingkungan, yang
menyebabkan kenampakan tersebut tidak mencair pada musim panas.
5. Struktur Geologi
1. Sesar
Kenampakan
sesar pada foto udara adalah perbedaan rona atau tekstur yang dibatasi oleh
garis lurus. Ukuran kelurusan relatif panjang, pembelokkan sungai yang menyiku
secara mendadak atau pembelokkan secara berirama. Kenampakan bidang segitiga
(triangular facet). Perbedaan pola pengaliran atau pola erosi.
Adanya
beberapa pola pengaliran yang dikontrol oleh adanya struktur sesar seperti :
-
Rectangular
-
Angulate
-
Fault
trellis
- Joint trellis.
2. Unconformity
Struktur di atas, selain dari litologi, dapat membantu dalam tafsiran keberadaan dari unconformity. Misalnya :
- Bila terdapat perbedaan dari segi kepadatan,
- Arah dan nilai kemiringan yang mendadak,
- Mungkin terdapat ketakselarasan di sini (perbedaan formasi).
3. Lipatan
Kenampakan
lipatan pada foto udara adalah adanya pola, baik rona, tekstur, atau bentuk
yang zig-zag .Rona banded yang memperlihatkan pola garis sejajar, melengkung
atau menujam. Pola pengaliran contorted, trellis atau recurved trellis. Gejala
penyimpangan arah / bentuk aliran sungai. Kenampakan hogback melingkar,
menunjukkan adanya suatu kubah.
6.
Hidrogeologi
Hidrogeologi
adalah pengetahuan geologi mengenai air bawah tanah (under ground water). Air
tanah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal dikarena :
-
Kesulitan memperolehnya yaitu adanya daya tarik rongga
antar butir tanah dan batuan.
-
Kualitas air tanah yang asin, payau, mengandung sulfur.
-
Beberapa terletak di lapisan batuan yang sangat dalam.
Foto udara dengan infra merah berguna untuk data hidrogeologi karena
sensitif untuk variasi temperatur. Jika temperatur airtanah konstan atau
kontras dengan air permukaan atau batuan sekitarnya maka metode ini sangat baik
untuk menentukan lokasi mata air dan juga daerah keluaran airtanah. Survey
untuk memetakan air tanah :
1. Multy Spectral Imagery
Data
dapat diproses dan diklasifikasikan ke dalam peta indikator bentang alam
seperti tingkat kelembapan, tipe vegetasi dan tekanan, serta tata guna lahan. Menggunakan
inframerah dekat (Near infrared imagery) dan menghasilkan gambar/ foto
biasanya berguna pada air yang menyerap dengan kuat spektrum ini.
2.
Airbone
Elektromacnetics
Dipetakan
besarnya konduktivitas elektrik dari material geologi yang berada di kedalaman
jauh lebih dari 100 m. Air garam lebih konduktor dibanding air murni. Digunakan
untuk membantu rencana kerja geologi, mengidentifikasi jangkauan aliran yang
mengisi aquifer dan distribusi dari kandungan garam pada jaringan aliran air.
3.
Airbone
Magnetics
Dihitung
medan magnet
pada peta geologi berupa lempeng atau struktur
yang dapat diartikan sebagai aliran airtanah. Pengeboran Subsequent menetapkan adanya sularan-saluran yang
merupakan jalur yang dilewati oleh aliran airtanah yang mengandung garam.
4.
Airbone
Radiometrics
Emisi
radiasi gamma digunakan untuk memperoleh konsentrasi dari thorium, uranium, dan
potasium dalam lapisan tanah yang dangkal. Spektrometer digunakan untuk
menghitung jumlah sinar gamma yang melewati berbagai saluran dengan spektrum
energi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai
karakteristik tanah dan materi geologi induk, termasuk tekstur permukaan,
pelapukan, kedalaman tanah dan mineralogi dari lempung.
5.
Radar
Diukur
pantulan dari gelombang microwave yang ditransmisikan untuk
menginterpretasikan nilai kelembapan dan komposisi kimia dari lapisan tanah yag
dangkal. Radar penembus tanah dilibatkan dalam pengukuran pantulan dari
gelombang dengan frekuensi tinggi untuk memetakan gambaran/ foto geologi
dekat-permukaan.
7. Litologi
Jika
singkapan batuan jarang, daerahnya berelief rendah, material penutup permukaan
tebal, tersebar luas, dan permukaan topografinya kurang mencerminkan keadan
geologinya, maka analisis rinci mengenai morfologi dan pola pengaliran
diharapkan dapat memberikan petunjuk litologinya. Pola drainase dapat lebih
jauh dilasifikasikan menurut tekstur penyusun litologinya adalah :
§ Drainase dengan litologi
bertekstur halus
§ Drainase dengan litologi
bertekstur sedang
§ Drainase bertekstur kasar
8.
Stratigrafi
Interpretasi
stratigrafi dari citra penginderaan jauh
dapat dilakukan pada perlapisan batuan yang telah mengalami deformasi, apabila
kondisi ini tidak terpenuhi maka hasil yang diperoleh dari pengamatan berupa
satu macam litologi yang seragam saja. Interpretasi stratigrafi dapat
menjelaskan bagaimana batuan sedimen memperoleh karakter perlapisannya,
perbedaan litologi, tekstur, asosiasi vegetasi, serta penentuan hubungan
relatif antarbatuan melalui identifikasi citra dan penyesuaiannya terhadap
kondisi lapangan.
II.4
Interpretasi Pola Pengairan
Menurut
A.D. Howard ( 1966 ), analisa pola pengairan adalah alat yang penting sebagai
dasar penafsiran geologi foto terutama di daerah berelief rendah. Pada foto
udara skala besar memungkinkan untuk mengamati cabang – cabang sungai kecil dan
permukaan erosi yang halus, karena sangat mudah teramati pada foto uadara. Pada
foto udara skala kecil akan memberikan gambaran umum pola pengairan.
Pola
pengairan pada hakekatnya menggambarkan daerah yang lunak, tempat erosi
mengambil bagian dengan aktif, dan merupakan daerah rendah sehingga air
permukaan dapat terkumpul dan mengalir. Adakalanya resistensi batuan relatif
sama, sehingga tidak ada tempat mengalir yang tertentu dan erosi menjadi
meluas. Hal ini mencerminkan bahwa pola pengairan dikendalikan oleh resistensi
batuan, struktur geologi, dan proses yang berlangsung di daerah tersebut.
I.4.1 Pola Dasar
Pola dasar
memiliki ciri yang bersifat umum dan sering berasal dari perkembangan pola
dasar yang lain. Kebanyakan dikontrol oleh struktur regional dan dapat
dikelompokkan menjadi 8 pola utama, yaitu pola pengaliran dendritik, parallel,
trellis, rectangular, multi-basinal, radial, annular, dan concorted serta pola
ubahannya.
1. Pola
Pengaliran Dendritik
Rangkaian
bentuk aliran sungainya mirip ranting pohon dimana anak sungai yang bentuknya
tidak teratur atau melengkung akhirnya menyatu pada sungai utama dengan sudut
yang tajam dan searah dengan arah alirannya.
Makna
geologinya mencerminkan :
a.
Sedikit
dipengaruhi atau dikendalikan oleh kelerengan,
struktur geologi, dan perbedaan jenis batuan.
b.
Terjadi
pada material kedap air dan teksturnya relatif halus, terutama pada batulempung
dan serpih.
c.
Berkembang
pada daerah dengan variasi sudut lereng kecil, lereng yang landai, dan berelief
rendah, seperti di dataran sampai dataran bergelombang lemah atau perbukitan bergelombang
lemah.
d.
Berkembang
pada daerah yang sedikit atau lemah kontrol strukturnya, seperti pada daerah
dengan struktur lapisan horizontal, miring landai, atau terlipat lemah.
e.
Dapat
berkembang pada batuan metamorf, batuan beku, dan batuan sedimen, asalkan daya
tahannya terhadap erosi seragam atau soil yang seragam.
2. Pola
Pengaliran Paralel
Rangkaian
bentuk alirannya memperlihatkan penjajaran sungai – sungai besar, sedangkan
anak – anak sungainya dapat mendekati pola dendritik. Berkembang pada daerah dengan
kelerengan yang besar, sehingga air bergerak cukup cepat sepanjang batuan yang
berbeda resistensinya, dan sudut yang dibentuk antara anak – anak sungai dengan
sungai utama umumnya hampir sama. Pola ini merupakan pola pengalihan antara
pola pengaliran dendritik dengan trellis.
Makna
geologinya mencerminkan :
a.
Sungai
utama yang sejajar, umumnya dikontrol oleh adanya sesar atau rekahan.
b.
Berkembang
pada batuan bertekstur halus-sedang, seperti batulempung, serpih, atau
batupasir sangat halus - halus
c.
Dapat
pula berkembang pada batuan dengan resistensi yang berbeda – beda, seperti pada
sayap antiklin.
d.
Juga
pada daerah berlereng terjal, seperti pada lereng punggungan.
3. Pola Pengaliran Trellis
Rangkaian
alirannya dibentuk oleh sungai – sungai parallel sampai subparalel dengan
cabang sungai yang pendek – pendek yang mengalir ke dalam sungai utama dengan
sudut tegak lurus. Sungai – sungai utama umumnya subsekuen, sedangkan cabang –
cabangnya obsekuen dan resekuen.
Makna
geologinya mencerminkan :
a.
Resistensi
batuannya tidak sama.
b.
Umumnya
pada batuan sedimen yang terlipat, misalnya pada sayap antiklin atau
sinklinatau pada batuan yang mengalami pensesaran menjadi blok – blok sejajar.
c.
Pola
sejajar pada pola ini lebih menunjukkan struktur batuan daripada jenis batuannya
sendiri dengan sungai utama mengikuti arah jurus perlapisannya.
4. Pola Pengaliran Rectangular
Rangkaian
aliran dibentuk oleh cabang – cabang sungai yang berkelok, berliku, dan
menyambung membentuk sudut hampir tegak lurus. Bedanya dengan pola trellis,
sudut yang dibentuk jarang tepat 90o, juga antara satu sungai dengan
sungai yang lainnya jarang dapat ditarik satu garis lurus.
Makna
geologinya mencerminkan :
a.
Berkembang
pada daerah dengan system kekar dan sesar yang saling berpotongan. Arah anak
sungai dan sungai utama dikendalikan oleh kekar atau sesar, baik yang membentuk
sudut tegak atau miring.
b.
Umumnya
pada daerah berbetuan beku, mungkin pula pada batuan malihan atau sedimen keras
yang system kekarnya berkembang baik.
5.
Pola Pengaliran Radial
Rangkaian
bentuk sungai – sungai yang mengalir dan menyebar dari satu pusat ketinggian
dengan arah memancar dan banyak dijumpai di gunungapi di Indonesia.
Makna
geologinya mencerminkan :
a.
Umumnya
berkembang pada kerucut gunungapi, kubah ( dome ) atau bukit kerucut yang
terisolasi.
b.
Materialnya
di sekitar pusat sebaran dapat terdiri dari tufa bertekstur halus dan kasar,
terutama pada daerah gunungapi atau terdiri dari batuan sedimen berlapis.
6. Pola
Pengaliran Annular
Rangkaian
bentuknya menyerupai pola pengaliran radial atau merupakan variasi dari pola
pengaliran trellis. Sungai – sungai besar yang mengalir keluar adalah sungai
konsekuen, sungai-sungai menengah yang melengkung adalah sungai subsekuen dan
sungai - sungai kecil bisa resekuen atau obsekuen.
Makna geologinya
mencerminkan :
a.
Sungai
– sungai kecil umumnya dikontrol oleh kekar.
b.
Umumnya
berkembang pada daerah berstruktur kubah atau cekungan yang yang terdiri dari
lapisan batuan yang heterogen dan telah tererosi lanjut.
7. Pola
Pengaliran Multibasinal
Pola ini
digunakan untuk semua bentuk depresi yang belum diketahui genesanya secara
pasti. Pendekatan untuk pola ini dapat dilakukan dengan mengamati :
1.
Adanya
depresi seperti bentuk lubang – lubang yang sempit, melingkar, bentuk kolam
yang memanjang, luas, dalam atau tidak teratur.
2.
Beberapa
depresi yang memanjang secara garis lurus.
3.
Aliran
– aliran yang tersebar dan kadang menghilang lalu muncul kembali seperti pada
daerah karst.
Makna
geologinya mencerminkan :
a.
Umumnya
terdapat pada daerah yang mengalami erosi dan pengendapan glacial atau
eolian/angina.
b.
Pada
daerah dengan batuan yang mudah mengalami proses pelarutan seperti batugamping,
permafrost, dan daerah dengan gerakan massa
aktif atau di daerah vulkanik aktif.
8. Pola
Pengaliran Concorted
Dibedakan dari
recurved trellis pada polanya yang kurang teratur, punggungan dan lembah tidak
menerus, dan umumnya pada daerah yang tidak luas. Arah aliran sungai utama
membalik dan merupakan sungai subsekuen.
Makna
geologinya mencerminkan :
a.
Aliran
sungai dikontrol oleh struktur geologi, umumnya daerah tersebut dalam keadaan labil, tektonik aktif,
dan materialnya biasanya batupasir.
b.
Arah
aliran yang membalik terjadi bilamana struktur geologi di daerah tersebut
terjadi setelah sungai itu ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar