Measure stratigrafi atau
stratigrafi terukur adalah suatu cara untuk menerangkan urut-urutan lapisan
batuan berdasarkan kedudukan dan ketebalannya. Kolom stratigrafi terukur ini
sendiri bertujuan untuk menjelasakan proses pengendapan, umur geologi secara
relatif maupun absolut (menggunakan mikrofosil) dan proses-proses yang terjadi
setelah pengendapan berlangsung
Mengukur suatu penampang stratigrafi dari singkapan mempunyai arti
penting dalam penelitian geologi dan pengukuran penampang stratigrafi merupakan
salah satu pekerjaan yang biasa dilakukan dalam pemetaan geologi lapangan.
Secara umum tujuan pengukuran penampang stratigrafi adalah:
a) Mendapatkan
data litologi terperinci dari urut-urutan perlapisan suatu satuan stratigrafi
(formasi, kelompok, anggota dan sebagainya).
b) Mendapatkan
ketebalan yang teliti dari tiap-tiap satuan stratigrafi.
c) Untuk
mendapatkan dan mempelajari hubungan stratigrafi antar satuan batuan dan
urut-urutan sedimentasi dalam arah vertikal secara detil dan untuk menafsirkan
lingkungan pengendapan.
Pengukuran suatu penampang stratigrafi biasanya dilakukan terhadap
singkapan singkapan yang menerus, terutama yang meliputi satu atau lebih satuan
satuan stratigrafi yang resmi.
Dalam pengaplikasian biozonasi dalam bidang geologi
ialah dalam penentuan umur batuan sedimen, penentuan kematangan suatu
hidrokarbon, dan korelasi. Penentuan umur batuan dapat menggunakan dua metode :
·
penentuan
umur absolut
·
penentuan
umur relatif
Penentuan umur absolut menggunakan waktu paruh dari
unsur radioaktif yang ada dalam batuan tersebut (DATING). Penentuan umur
relatif dengan membandingkan umur batuan tersebut dengan umur batuan lain yang
sudah diketahui umurnya, dengan membandingkan posisi stratigrafinya. Penentuan
umur batuan dengan zonasi foraminifera termasuk penentuan umur relatif batuan.
Umumnya yang digunakan untuk penentuan biozonasi umur batuan adalah foraminifera
planktonik kecil.
Penentuan zonasi umur batuan dengan menggunakan
foraminifera, merupakan prinsip dalam biostratigrafi. Biostratigrafi merupakan
tubuh lapisan tubuh batuan yang dipersatukan berdasarkan kandungan fosil atau
ciri-ciri paleontologi sebagai sendi pembeda terhadap batuan di sekitarnya.
Banyak klasifikasi biozonasi yang diusulkan oleh
beberapa peneliti berdasarkan foraminifera plankton, diantaranya : Zonasi Bolli
(1957, 1966), Blow (1969), Postuma (1971), Bronnimann & Resig (1971), Berggren
(1972, 1973), Kennet & Srinivasan (1983) dan Bolli & Sanders (1985).
Biozonasi Blow (1969) adalah yang paling sering
dipakai di Indonesia, untuk berbagai keperluan, baik penentuan umur batuan
sedimen maupun korelasi. Salah satu faktornya adalah karena sifat kesederhanaan
pemakaiannya, dimana dalam tatanama hanya menggunakan notasi huruf P (untuk
Paleogen) dan N (untuk Neogen) dan angka (1-22/23) untuk bagian yang lebih
rinci dari zonanya.
Dalam biozonasi foraminifera dikenal adanya istilah
ZONA, yaitu suatu lapisan atau tubuh batuan yang dicirikan oleh satu takson
fosil atau lebih. Ada beberapa macam zona dalam biostratigrafi :
a. Zona
kumpulan
b. Zona
kisaran
c. Zona
Puncak
d. Zona
selang
e. Zona
rombakan
f. Zona
padat
a.
Zona Kumpulan
Zona kumpulan adalah satu lapisan atau kesatuan
sejumlah lapisan yang terdiri oleh kumpulan alamiah fosil yang khas.
Fosil-fosil tersebut harus mempunyai lingkungan hidup yang sama dan terdapat
dalam lapisan batuan yang seumur. Misalnya suatu lapisan batuan mengandung
sekumpulan fosil A, maka bisa disebut zona Kumpulan A.
b.
Zona Kisaran
Zona kisaran adalah tubuh lapisan batuan yang
mencakup kisaran stratigrafi unsur terpilih dari kumpulan seluruh fosil yang
ada. Kegunaannya terutama untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan dan sebagai
dasar untuk penempatan batuan-batuan dalam skala waktu geologi. Contoh : Zona
kisaran Globorotalia margaritae, zona kisaran Globigerinoides
sicanus-Globigerinetella insueta
c.
Zona Puncak
Zona puncak adalah tubuh lapisan batuan yang
menunjukkan perkembangan maksimum suatu takson tertentu. Kegunaan zona puncak
adalah untuk menunjukkan kedudukan kronostratigrafi tubuh lapisan batuan dan
dapat dipakai sebagai petunjuk lingkungan pengendapan purba. Nama zona puncak
diambil dari nama takson yang berkembang secara maksimum dalam zona tersebut.
d.
Zona Selang
Zona selang adalah selang stratigrafi antara
pemunculan awal/akhir dari dua takson penciri. Kegunaannya pada umumnya untuk
korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan. Batas atas atau bawah suatu zona
selang ditentukan oleh pemunculan awal
atau akhir dari takson-takson penciri. Nama zona selang diambil dari nama-nam
takson penciri yang merupakan batas atas dan bawah zona tersebut. Bidang dimana
titik-titik tempat pemunculan awal/akhir tersebut berada, disebut sebagai
biohorison/biodatum.
e.
Zona Rombakan
Zona rombakan dalah tubuh lapisan batuan yang
ditandai oleh banyaknya fosil rombakan, yang berbeda jauh dengan tubuh lapisan
batuan di atas dan di bawahnya. Zona rombakan umumnya khas berhubungan dengan
penurunan muka air laut relatif yang cukup besar, baik lokal maupun regional.
f.
Zona Padat
Zona padat adalah tubuh
lapisan batuan yang ditandai oleh melimpahnya fosil dengan kepadatan populasi
jauh lebih banyak dibandingkan lapisan batuan di atas atau bawahnya. Zona padat
ini umumnya diakibatkan oleh sedikitnya pengendapan material lain selain fosil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar