Sabtu, 29 Maret 2014

Measure stratigrafi

Measure stratigrafi atau stratigrafi terukur adalah suatu cara untuk menerangkan urut-urutan lapisan batuan berdasarkan kedudukan dan ketebalannya. Kolom stratigrafi terukur ini sendiri bertujuan untuk menjelasakan proses pengendapan, umur geologi secara relatif maupun absolut (menggunakan mikrofosil) dan proses-proses yang terjadi setelah pengendapan berlangsung
Mengukur suatu penampang stratigrafi dari singkapan mempunyai arti penting dalam penelitian geologi dan pengukuran penampang stratigrafi merupakan salah satu pekerjaan yang biasa dilakukan dalam pemetaan geologi lapangan. Secara umum tujuan pengukuran penampang stratigrafi adalah:
a)      Mendapatkan data litologi terperinci dari urut-urutan perlapisan suatu satuan stratigrafi (formasi, kelompok, anggota dan sebagainya).
b)      Mendapatkan ketebalan yang teliti dari tiap-tiap satuan stratigrafi.
c)      Untuk mendapatkan dan mempelajari hubungan stratigrafi antar satuan batuan dan urut-urutan sedimentasi dalam arah vertikal secara detil dan untuk menafsirkan lingkungan pengendapan.
Pengukuran suatu penampang stratigrafi biasanya dilakukan terhadap singkapan singkapan yang menerus, terutama yang meliputi satu atau lebih satuan satuan stratigrafi yang resmi.

Dalam pengaplikasian biozonasi dalam bidang geologi ialah dalam penentuan umur batuan sedimen, penentuan kematangan suatu hidrokarbon, dan korelasi. Penentuan umur batuan dapat menggunakan dua metode :
·         penentuan umur absolut
·         penentuan umur relatif
Penentuan umur absolut menggunakan waktu paruh dari unsur radioaktif yang ada dalam batuan tersebut (DATING). Penentuan umur relatif dengan membandingkan umur batuan tersebut dengan umur batuan lain yang sudah diketahui umurnya, dengan membandingkan posisi stratigrafinya. Penentuan umur batuan dengan zonasi foraminifera termasuk penentuan umur relatif batuan. Umumnya yang digunakan untuk penentuan biozonasi umur batuan adalah foraminifera planktonik kecil.
Penentuan zonasi umur batuan dengan menggunakan foraminifera, merupakan prinsip dalam biostratigrafi. Biostratigrafi merupakan tubuh lapisan tubuh batuan yang dipersatukan berdasarkan kandungan fosil atau ciri-ciri paleontologi sebagai sendi pembeda terhadap batuan di sekitarnya.
Banyak klasifikasi biozonasi yang diusulkan oleh beberapa peneliti berdasarkan foraminifera plankton, diantaranya : Zonasi Bolli (1957, 1966), Blow (1969), Postuma (1971), Bronnimann & Resig (1971), Berggren (1972, 1973), Kennet & Srinivasan (1983) dan Bolli & Sanders (1985).
Biozonasi Blow (1969) adalah yang paling sering dipakai di Indonesia, untuk berbagai keperluan, baik penentuan umur batuan sedimen maupun korelasi. Salah satu faktornya adalah karena sifat kesederhanaan pemakaiannya, dimana dalam tatanama hanya menggunakan notasi huruf P (untuk Paleogen) dan N (untuk Neogen) dan angka (1-22/23) untuk bagian yang lebih rinci dari zonanya.
Dalam biozonasi foraminifera dikenal adanya istilah ZONA, yaitu suatu lapisan atau tubuh batuan yang dicirikan oleh satu takson fosil atau lebih. Ada beberapa macam zona dalam biostratigrafi :
a.       Zona kumpulan
b.      Zona kisaran
c.       Zona Puncak
d.      Zona selang
e.       Zona rombakan
f.       Zona padat
a.      Zona Kumpulan
Zona kumpulan adalah satu lapisan atau kesatuan sejumlah lapisan yang terdiri oleh kumpulan alamiah fosil yang khas. Fosil-fosil tersebut harus mempunyai lingkungan hidup yang sama dan terdapat dalam lapisan batuan yang seumur. Misalnya suatu lapisan batuan mengandung sekumpulan fosil A, maka bisa disebut zona Kumpulan A.
b.       Zona Kisaran
Zona kisaran adalah tubuh lapisan batuan yang mencakup kisaran stratigrafi unsur terpilih dari kumpulan seluruh fosil yang ada. Kegunaannya terutama untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan dan sebagai dasar untuk penempatan batuan-batuan dalam skala waktu geologi. Contoh : Zona kisaran Globorotalia margaritae, zona kisaran Globigerinoides sicanus-Globigerinetella insueta
c. Zona Puncak
Zona puncak adalah tubuh lapisan batuan yang menunjukkan perkembangan maksimum suatu takson tertentu. Kegunaan zona puncak adalah untuk menunjukkan kedudukan kronostratigrafi tubuh lapisan batuan dan dapat dipakai sebagai petunjuk lingkungan pengendapan purba. Nama zona puncak diambil dari nama takson yang berkembang secara maksimum dalam zona tersebut.
d. Zona Selang
Zona selang adalah selang stratigrafi antara pemunculan awal/akhir dari dua takson penciri. Kegunaannya pada umumnya untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan. Batas atas atau bawah suatu zona selang  ditentukan oleh pemunculan awal atau akhir dari takson-takson penciri. Nama zona selang diambil dari nama-nam takson penciri yang merupakan batas atas dan bawah zona tersebut. Bidang dimana titik-titik tempat pemunculan awal/akhir tersebut berada, disebut sebagai biohorison/biodatum.
e. Zona Rombakan
Zona rombakan dalah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh banyaknya fosil rombakan, yang berbeda jauh dengan tubuh lapisan batuan di atas dan di bawahnya. Zona rombakan umumnya khas berhubungan dengan penurunan muka air laut relatif yang cukup besar, baik lokal maupun regional.
f. Zona Padat
Zona padat adalah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh melimpahnya fosil dengan kepadatan populasi jauh lebih banyak dibandingkan lapisan batuan di atas atau bawahnya. Zona padat ini umumnya diakibatkan oleh sedikitnya pengendapan material lain selain fosil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar